Generasi “Jempol”
Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah menempatkan manusia dalam kondisi yang serba instan dan serba cepat. Kalau dulu orang mengirim berita harus melalui kurir, kini hanya tinggal menekan tombol dengan jempol. Untuk melakukan pengaturan terhadap peralatan-peralatan elektroniknya pun orang sudah enggan untuk berdiri dan hanya tinggal menari-narikan jempolnya diatas tombol-tombol remote control. Kondisi tersebut yang kami maksud dengan istilah generasi “jempol” karena manusia tidak lagi bersusah payah, tinggal menggerakkan jempolnya.
Proses produksi yang begitu rumit pun dipermudah dengan peralatan canggih yang juga tinggal menekan beberapa tombol. Produksi bahan pangan pun dituntut serba cepat, sehingga dilakukan rekayasa biologi yang memungkinkan produksi pertanian dan peternakan yang tidak memerlukan waktu lama. Semakin banyak produk makanan instan yang dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja. Untuk memulihkan vitalitas tubuh pun sudah disediakan produk-produk pemulih stamina yang tinggal diminum karena begitu berharganya waktu sehingga manusia tidak sempat untuk istirahat dengan cukup.
Manusia harus membayar mahal dengan kesehatannya. Pola kehidupan semakin tidak kondusif terhadap kesehatan.Pola kehidupan meliputi pola makanan, pola istirahat, kurangnya olah raga secara teratur, stres pikiran, banyaknya zat-zat kimia yang merusak sel-sel tubuh yang berasal dari bahan pengawet dan pewarna makanan, petisida yang berasal dari sayur-sayuran, minuman peningkat stamina dan vitalitas, rokok, minuman keras, polusi udara, dan juga seringnya terjadi kontak tubuh terhadap radiasi-radiasi yang berasal dari komputer, alat-alat komunikasi, peralatan elektronik, listrik dan sebagainya.
WHO, Badan Kesehatan Dunia, menyatakan bahwa saat ini kondisi kesehatan sudah mencapai titik kritis yang perlu diperhatikan. Hal ini terbukti dengan hasil risetnya yang menyatakan bahwa orang yang di kategorikan benar-benar sehat hanyalah 15% dari penduduk dunia, 15% berikutnya adalah orang-orang yang benar-benar dalam keadaan sakit dan dalam perawatan media, sedangkan sisanya yang 70% adalah kategori orang yang rentan terhadap penyakit diakibatkan karena menurunnya fungsi-fungsi organ dalam tubuh yang disertai menurunnya fungsi kekebalan tubuh.
Menggantungkan diri pada medis, bukan solusi!
Teknologi yang semakin berkembang dalam hal penanganan penyakit semakin mendukung manusia untuk mengabaikan pentingnya menjaga pola kehidupan dengan baik. Tersedianya berbagai obat di pasaran bebas dan para tenaga medis memungkinkan setiap orang untuk berobat sewaktu-waktu ketika jatuh sakit. Ibaratnya makanan instan, obat-obatan pun tersedia disetiap rumah bahkan di kantong tas yang siap di bawa kemana-mana. Sehingga bukan pola kehidupan yang ditingkatkan untuk menjadi lebih sehat, melainkan persediaan obat-obatan yang dipersiapkan sebagai amunisi untuk melawan penyakit.
Sayangnya sebagian besar obat-obatan yang tersedia juga merupakan hasil budaya instan, sehingga diambil dari bahan-bahan instan buatan bukan dari alam. Akibatnya muncul masalah-masalah baru yang berasal dari efek samping obat-obatan.
Di Amerika efek samping obat-obatan bertanggung jawab atas kematian 100.000 pasien. Berikut kutipan dari sebuah artikel dalam situs BBC pada halaman kesehatan (yang ditulis oleh Dr. Trisha Macnoir: “Recent research in US has claimed that adverse drug reaction may be reponsible for the death of as many as 100,000 patients in US hospital each year, making them one of the leading causes of death” terjemahan:
“Riset baru-baru ini di Amerika menyatakan bahwa reaksi buruk obat-obatan bertanggung jawab atas kematian 100.000 pasien di berbagai rumah sakit setiap tahun, dan membuat efek samping menjadi salah satu sebab kematian yang utama”.
Kembali Ke Alam
Saat ini membuat orang mulai sadar akan pentingnya kembali pada pola hidup sehat, kembali pada alam.
Orang mulai sadar untuk berolah raga, istirahat teratur, dan mencukupi nutrisi yang diperlukan tubuh dengan mengkonsumsi makanan-makanan kesehatan alami.
Ketika bicara tentang alam akhirnya orang melihat ke dunia Timur, Asia, terutama China. China secara konsisten mengembangkan pengobatan alami sejak 5000 tahun yang lalu, dan tetap menjadi kiblat dalam pencarian menuju gaya hidup sehat yang alami.
Inti metode pengobatan China adalah menitikberatkan pada keseimbangan fungsi organ-organ tubuh berdasarkan pengetahuan warisan leluhur Bangsa China. Keseimbangan tersebut meliputi lima unsur alam atau disebut Yin Yang Wu Xing (keseimbangan lima unsur/elemen). Dengan menyelaraskan kelima unsur tersebut maka tubuh berada pada kondisi optimal, siap menghadapi segala serangan penyakit. Karenanya keseimbangan antara manusia dan lingkungannya menjadi sangat penting. Bila terjadi harmoni dalam interaksi itu maka terdapat kesehatan, sebaliknya ketidakharmonisan akan mendatangkan penyakit.
Tianshi menyadari keunggulan dan resep pengobatan China, tetapi disisi lain Tianshi juga sadar untuk bisa diterima masyarakat modern maka Tianshi perlu memodernisasi konsep pengobatan China yang ada.
Setelah melalui riset panjang, akhirnya terciptalah produk kesehatan unggulan Tianshi yang menggabungkan keunggulan konsep dan resep pengobatan China dengan teknologi terkini. Hasilnya adalah nutrisi dan produk kesehatan yang mempunyai khasiat dan manfaat yang nyata.
Sumber: Buku “Gaya Hidup Sehat Alami Tianshi” Edisi VI April 2007
anda juga bisa baca artikel ini di http://duniasehat.wordpress.com
nice info.. sip..
ReplyDeletemantab artikelnya, terima kasih atas infonya
ReplyDelete