Materi 1 : Kondisi Fisik Wilayah Indonesia
1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk
a. Menunjukkan letak geografis letak astronomis, dan letak geologis Indonesia.
Letak geografis : letak suatu wilayah/tempat/negara berdasarkan kenyataan di permukaan bumi. Indonesia terletak diantara 2 benua, benua Asia (di utara katulistiwa) dan benua Australia (di selatan katulistiwa) dan terletak di antara 2 samudra, samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Letak Astronomis : letak suatu daerah/wilayah berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujur. Indonesia terletak diantara 60 LU dan 110 LS. Berdasarkan garis bujur Indonesia terletak 950BT dan 1410BT . Posisi 60 LU tepat di pulau We dan 110 LS tepat di pulau Roti. Sedangkan posisi garis bujur Indonesia terletak 950BT terletak di pulau Breueh (Aceh) dan 1410BT di perbatasan provinsi Papua dengan Papua Nugini.
Letak Geologis : letak suatu wilayah berdasarkan lapisan pembentukan kulit bumi.
Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng litosfer yaitu lempeng Asia yang cukup stabil, lempeng Indo Australia yang bergerak ke arah utara dan lempeng dasar samudra pasifik yang bergerak ke arah barat daya.
Wilayah Indonesia berada di daerah pertemuan dua rangkaian pegunungan muda yaitu sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania.
b. Mengidentifikasi pengaruh letak astronomis terhadap iklim dan pembagian waktu di Indonesia.
Indonesia terletak antara 60 LU dan 110 LS sehingga Indonesia berada pada iklim tropis dengan ditandai dengan temperatur udara yang tinggi serta curah hujan yang dipengaruhi oleh musim.
Indonesia terletak antara 950BT dan 1410BT sehingga wilayah Indonesia terdiri dari 3 daerah waktu yaitu : Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Dengan selisih waktu 1 jam untuk setiap 150 dan jika dibandingkan dengan waktu Greenwich (GMT) dengan WIB ada selisih waktu 7 jam, apabila di Jakarta pukul 12.00 WIB maka menurut waktu GMT adalah pukul 05.00 pagi. (ingat rumus, WIB = GMT + 7 dan sebaliknya GMT = WIB - 7)
WIB : meridian standarnya adalah 1050 meliputi : Sumatera, Jawa dan Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan pulau-pulau kecil di wilayah itu.
WITA : meridian standarnya adalah 1200 meliputi : Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTT, NTB, Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
WIT : meridian standarnya adalah 1350 meliputi : seluruh kepulauan Maluku dan Papua (Irian Jaya)
c. Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia.
Letak Indonesia yang berada di antara benua Asia dan Australia mengakibatkan berhembusnya angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan udara.
Angin muson : angin yang berubah arah setiap setengah tahun yang terjadi karena adanya perbedaan pemanasan antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan yang disebabkan adanya revolusi bumi mengelilingi matahari.
Angin muson tenggara berada di BBU saat benua Asia mengalami musim panas. Sementara itu di BBS, benua Australia mengalami musim dingin, angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia dan bergerak melewati gurun yang luas di Australia. Akibatnya angin yang bertiup itu bersifat kering sehingga menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober-April ketika matahari di BBS, benua Asia mengalami musim dingin, sedangkan benua Australia mengalami musim panas. Akibatnya, tekanan udara di benua Asia lebih tinggi dari benua Australia. Dengan demikian angin akan bertiup dari benua Asia menuju Australia melalui laut Cina Selatan, angin ini mengandung uap air sehingga menyebabkan musim hujan di Indonesia.
d. Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asia, tipe Australia serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallacea dan Weber.
Persebaran flora dan fauna di Indonesia :
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan flora dan fauna :
1) Iklim
Berupa suhu udara, kelembapan udara, curah hujan. Kelembapan udara pengaruhnya bersifat vertikal akibat perbedaan ketinggian tempat dan secara horizontal karena perbedaan curah hujan
2) Relief
Adanya perbedaan ketinggian menimbulkan variasi suhu udara yang keanekaragaman hayati
3) Kondisi tanah
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah
4) Makhluk hidup
Makhluk hidup yang dimaksud adalah manusia dan hewan
Persebaran Flora di Indonesia : berdasarkan curah hujan dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Hutan musim
Terdapat di wilayah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau, tumbuhan bersifat homogen contoh : jati dan pinus, ada di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Nusa Tenggara
2) Hutan hujan tropis
Terdapat di daerah dengan curah hujan dan suhu udara tinggi, tumbuhan bersifat heterogen, terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
3) Hutan padang rumput (sabana)
Dijumpai di daerah curah hujan rendah, tanaman keras dan menahun, terdapat di Nusa Tenggara, banyak dikembangkan untuk usaha peternakan
4) Stepa
Merupakan hutan padang rumput yang sangat luas, dijumpai di daerah dengan curah hujan sedikit, contoh di Nusa Tenggara Timur.
5) Hutan bakau (mangrove)
Tumbuh di daerah pantai, memiliki akar napas dan daun berlapis tebal untuk mengurangi penguapan, banyak dijumapi di pantai yang arus lautnya tenang seperti : Jawa, Papua, Sumatera bagian timur, pantai Kalimantan Barat dan pantai Kalimantan Selatan.
Persebaran Flora di Indonesia : berdasarkan pendekatan biogeografi kekayaan hayati Indonesia dibagi atas dua kelompok sebagai berikut :
1) Indo Malayan
Meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Barat, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali dengan karakteristik memiliki jenis meranti-merantian yang sangat banyak, terdapat berbagai jenis rotan, tidak memiliki hutan kayu putih, memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yang sedikit, memiliki jenis tumbuhan sagu yang juga sedikit dan memiliki berbagai jenis nangka.
2) Indo Australian
Terdapat di kawasan Indonesia Timur, yaitu : Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan karakteristik memiliki meranti-merantian yang sedikit, tidak memiliki rotan, terdapat hutan kayu putih, memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua), memiliki banyak tumbuhan sagu dan tidak terdapat jenis nangka.
Peralihan keduanya ditandai dengan garis Wallace dan Lydekker
Persebaran Fauna di Indonesia :
Persebaran fauna di Indonesia jika dikaitkan dengan sejarah geologis kepulauan Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Paparan Sunda atau wilayah Indonesia bagian barat meliputi pulau Sumatera. Jawa, Madura dan Kalimantan
2) Paparan Sahul atau wilayah Indonesia bagian timur meliputi Papua
3) Wilayah Peralihan atau wilayah Indonesia bagian tengah meliputi pulau Sulawesi, kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara
Wallace dan Weber membagi fauna Indonesia menjadi 3 tipe :
1) Fauna Tipe Asiatis (Asiatic)
Ciri fauna tipe Asiatis yaitu hewan menyusui yang bertubuh besar, terdapat berbagai jenis kera. Contoh : harimau, gajah, oran utan, badak, siamang, tapir, banteng, rusa dan burung heron. Persebarannya terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura dan Bali.
2) Fauna Tipe Australis (Australic)
Ciri fauna tipe Australis yaitu jenis hewan menyusui bertubuh kecil, terdapat berbagai jenis hewan berkantong. Contoh : kangguru, cendrawasih, kasuari, kakaktua, kuskus dan nuri. Jenis ini terdapat di Kepulauan Aru dan wilayah Papua.
3) Fauna Tipe Peralihan (Austal Asiatic)
Ciri fauna tipe peralihan yaitu peralihan antara fauna tipe Asiatis dan fauna tipe Australis, terdapat hewan Endemis (hewan yang habitatnya hanya di tempat tersebut) contoh : babi rusa, anoa, biawak, komodo, kuda, burung maleo, kuskus. Terdapat di Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara.
e. Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaannya di Indonesia.
Persebaran Jenis Tanah di Indonesia :
1) Tanah Kapur (Terarosa)
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur. Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
2) Tanah Gambut (Tanah Organol/Tanah Rawa)
Berasal dari bahan organik (sisa-sisa tumbuhan) yang hidup di daerah rawa-rawa.
3) Tanah Vulkanik (Tanah Gunung Api)
Jenis tanah yang dihasilkan dari pelapukan batuan bekas letusan gunung api, merupakan tanah yang baik untuk pertanian, karena tanahnya sangat subur.
4) Tanah Aluvial
Terbentuk akibat pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai, banyak dijumpai di sepanjang lembah, bantaran sungai, dataran dan daerah pertemuan antara laut dan sungai.
5) Tanah Mergel
Terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat, banyak ditemukan di lereng pegunungan dan dataran rendah.
6) Tanah Humus
Terbentuk akibat hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan, tanahnya sangat subur dan dapat ditemukan di bawah hutan dengan pohon-pohon yang lebat.
7) Tanah Podsol
Terbentuk karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah
8) Tanah Podsolik merah kuning
Tanah yang berasal dari pelapukan batuan tufa vulkanik, endapan vulkanik, batu pasir, dan pasir kwarsa yang bersifat asam
9) Tanah Mediteran
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur, batuan sedimen dan batuan tufa vulkanik
10) Tanah Andosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan induk tufa dan abu vulkanik
11) Tanah Regosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai dan nafal
12) Tanah Grumosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan naval, tanah liat dan tufa vulkanik
13) Tanah Rensia
Terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur
14) Tanah Litosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang belum sempurna sehingga sulit ditanami
15) Tanah Hidromorf Kelabu
Terbentuk akibat pelapukan batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir
16) Tanah Planosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan endapan di dataran rendah yang banyak mengandung bahan aluvial
17) Tanah Glei Humus
Terbentuk dari hasil endapan bahan aluvial di wilayah yang memiliki curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun
18) Tanah Laterit
Adalah tanah yang terbentuk karena unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang terbawa oleh air hujan yang meresap dan mengalir di dalam tanah.
Pemanfaatan Tanah di Indonesia :
1) Pemanfaatan secara langsung
Contoh : pembuatan batu bata, genteng dan campuran pembuatan semen
2) Pemanfaatan secara tidak langsung
Contoh : mengolah tanah untuk ditanami tanaman, untuk pondasi bangunan, dan saran transportasi seperti jalan.
BAGUS SAYA JADI DAPAT ILMU BANYAK
ReplyDelete