Download Makalah Pendidikan Pancasila
Bagi teman-teman yang memerlukan contoh Makalah Pendidikan Pancasila ini ada semoga bermanfaat. Jika anda ingin Download Makalah Pendidikan Pancasila Silakan klik di sini
Download Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi
Silakan bagi teman-teman yang baru mengerjakan makalah khususnya tentang Teknologi Informasi dan komunikasi baik itu di SMP, SMA maupun SMK meskipun pelajarannya namanya KKPI dapat melihat contoh atau Download Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi di sini. Tenang aja filenya masih dalam format word sehingga mudah untuk di modifikasi, semoga bermanfaat
Download Makalah Sejarah Orde Baru
Berikut ini adalah Makalah Sejarah Orde Baru, semoga bermanfaat bagi kita semua, sehingga sejarah akan terungkap dengan sebenar-benarnya dan ilmiah. Makalah ini tentu saja dapat membantu teman-teman dalam mengerjakan tugas IPS di SMP atau tugas sejarah di SMA. Oce, langsung aja untuk Download Makalah Sejarah Orde Baru klik aja di sini
Download Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Berikut ini adalah contoh Makalah Bahasa Indonesia, siapa tahu dapat membantu teman-teman yang lagi mengerjakan tugas, meskipun tidak untuk diganti cover tapi saya pikir dapat untuk sekedar contoh saja. Silakan Download Contoh Makalah Bahasa Indonesia, dengan cara klik di sini
SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN PPG 2012
Persyaratan untuk mengikuti ppg tahun 2012 adalah mengikuti seleksi yang diadakan oleh dinas Pendidikan setempat. Seleksi Administrasi oleh Dinas Pendidikan Guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV yang tidak sesuai dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran, atau satuan pendidikan (TK dan SD) yang diampu, keikutsertaan dalam pendidikan profesi berdasarkan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran dan/atau satuan pendidikan yang diampunya. SERTIFIKASI GURU 2012 Calon peserta PPG mendaftar ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan menyerahkan dokumen berikut: Format isian calon peserta PPG (Format P1). SERTIFIKASI GURU 2012 Foto kopi ijazah S-1/D-IV yang sudah dilegalisasi oleh perguruan tinggi asal atau Kopertis untuk lulusan PTS yang sudah tidak beroperasi. SERTIFIKASI GURU 2012 Foto kopi SK pengangkatan sebagai PNS bagi guru PNS, SK GTY atau SK dari Pemda bagi guru bukan PNS. SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012 Foto kopi SK pengangkatan sebagai guru bukan PNS (guru tetap pada satuan pendidikan tempat yang bersangkutan mengajar) dari kepala sekolah dan/atau yayasan. Surat pernyataan kesediaan mengikuti pendidikan dan meninggalkan tugas mengajar yang ditandatangani oleh yang bersangkutan dan kepala sekolah. Surat persetujuan dari Kepala Sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter. SERTIFIKASI GURU 2012 Surat keterangan bebas napza dari instansi yang berwenang. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan seleksi administrasi calon peserta PPG dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen. SERTIFIKASI GURU 2012 Calon peserta PPG yang dinyatakan lulus seleksi administrasi selanjutnya dikirim ke LPTK dalam daftar hasil seleksi administrasi calon peserta PPG dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan file (softcopy) (Format P2). SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012 Seleksi Akademik oleh LPTK LPTK melakukan verifikasi dokumen berdasarkan dokumen yang dikirim oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota. SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012 LPTK melakukan seleksi akademik menggunakan tes dan non tes yang meliputi hal-hal berikut: Tes penguasaan bidang studi (sesuai dengan program PPG yang akan diikuti). Tes kemampuan bahasa Inggris. Tes potensi akademik. SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012 Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja. LPTK menetapkan hasil seleksi sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan melaporkan ke Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dit. Diktendik) Ditjen Dikti dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP & PMP) dengan menggunakan Format P3. Catatan:SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012 Peserta PPG yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima untuk mengikuti program PPG diberikan pemantapan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi akademik bidang studi, tidak perlu mengikuti matrikulasi. Pelaksanaan pemantapan dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan workshop. Mekanisme Rekrutmen SERTIFIKASI GURU 2012,SERTIFIKASI GURU 2012 Mekanisme pelaksanaan program PPG dimulai dari kegiatan penetapan kuota provinsi dan kabupaten/kota, sosialisasi, seleksi, hingga penetapan dan pengumuman hasil seleksi. Pelaksanaan rekrutmen peserta PPG melibatkan beberapa instansi terkait yaitu: BPSDMP & PMP; PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 Ditjen Dikti; PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 LPMP; PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 Dinas Pendidikan Provinsi; Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; Badan Kepegawaian Daerah (BKD); LPTK; PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 Satuan pendidikan. Penjelasan alur mekanisme rekrutmen peserta PPG sebagai berikut. BPSDMP & PMP menetapkan kuota peserta PPG. PESERTA PPG 2012 BPSDMP & PMP dan Ditjen Dikti melaksanakan sosialisasi pelaksanaan program PPG kepada Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan LPTK tentang rekrutmen calon peserta PPG dan pelaksanan program PPG. PESERTA PPG 2012 Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan sosialisasi pendaftaran secara online ke sekolah untuk diteruskan kepada guru calon peserta PPG. PESERTA PPG 2012 Sekolah menentukan guru calon peserta PPG.PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 Guru mengisi Format P1 secara online (ppg.dikti.go.id) yang selanjutnya dicetak untuk mendapat persetujuan Kepala Sekolah. PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 Cetakan format P1 yang telah disetujui Kepala Sekolah dilengkapi dokumen persyaratan pendaftaran dikirim ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Khusus guru PLB, dokumen pendaftaran dikirim ke Dinas Pendidikan Provinsi. PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan seleksi administrasi dan menetapkan calon peserta PPG yang lulus secara online (Format P2). Format P2 selanjutnya dicetak dan dikirim ke LPTK beserta dokumen persyaratan pendaftaran. PESERTA PPG 2012,PESERTA PPG 2012 LPTK melakukan verifikasi dokumen dan seleksi akademik melalui tes dan/atau non tes. LPTK mengumumkan hasil seleksi dan melaporkan secara online (Format P3). Format P3 selanjutnya di cetak dan dikirim ke Ditjen Dikti dan BPSDMP & PMP . PESE
Download Soal Latihan UKG 2012
Sepotong Sejarah Dari Yogya
Sepotong Sejarah Dari Yogya Oleh Anton Ada yang menarik dari perbincangan Andy F. Noya dengan Sultan Yogya. Pertama, menjadi jelas memang figur Sultan Yogya masih sangat kharismatis di mata orang Jawa, kedua Megawati dan capres lainnya akan punya lawan kuat dan ketiga memperlihatkan Yogya merupakan sebuah daerah inti pembentukan Republik Indonesia. Lalu ketika kita mengingat Yogya dan perjuangannya maka pandangan kita tak bisa dilepaskan pada Sultan Yogya ke sembilan. Raja terbesar Yogyakarta sepanjang sejarah kesultanan Yogyakarta sejak Perjanjian Giyanti 1755. Sepanjang sejarahnya Yogyakarta lebih dikenal sebagai wilayah yang melahirkan pembangkang terhadap kekuasaan kolonial Hindia Belanda ketimbang pusat budaya. Berbeda dengan Mangkunegaran yang dimulai dari kebesaran Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyowo dimana kemudian Mangkunegaran berubah menjadi wilayah tersendiri yang kaya raya dan banyak menghasilkan karya-karya sastra dan budaya. Puncak karya Mangkunegaran adalah pada masa Mangkunegoro IV dan Mangkunegoro VI dengan karyanya Wulangreh, Serat Kalathida dan banyak karya lainnya begitu juga dengan tari-tarian yang adiluhung. Sementara Kasunanan Solo mengalami puncak kejayaannya pada masa Pakubuwono X (sepuluh). Beliau merupakan Raja Jawa yang sering dibilang sebagai Ratu Wicaksono dan sangat kaya raya sekali karena menguasai jaringan perdagangan gula. Dibanding Kasunanan dan Mangkunegaran, wilayah Voorstenlanden Yogya seperti : Kasultanan dan Pakualaman tidak memiliki apa-apa. Sultan Yogya ke delapan malah terkenal sebagai Sultan yang senang pesta mewah. Gambar-gambar perjamuan makan Sultan Yogya VIII menunjukkan selera tinggi Sultan yang gemar menghambur- hamburkan uang. Tapi Sultan Yogya VIII ini punya putera yang luar biasa, dia bernama : Dorodjatun. Dorodjatun ini bukan putera dari Garwo Padmi (Permaisuri) tapi putera dari Garwo Ampilan (selir). Di usianya yang begitu muda Dorodjatun melihat ibunya separuh terusir dari Istana, dan tinggal di luar lingkungan Istana. Hal ini membekas dihatinya. Dorodjatun di titipkan oleh Bapaknya ke keluarga Mulder, dididik dengan cara-cara Belanda, dengan begitu Dorodjatun tahu adat istiadat orang Belanda, dengan cara berpikir barat kelak dia mampu mempermainkan Belanda pada masa-masa perang Revolusi. Setelah dewasa Dorodjatun disekolahkan di Belanda disini dia mempunyai sahabat Puteri Juliana yang kelak menjadi Ratu Belanda. Puteri ini senang sekali dengan Dorodjatun karena sikapnya yang pendiam, sederhana namun pandai melucu. Kedua anak bangsawan ini-pun bersahabat, tapi ada rumor yang bilang kalau sang Puteri jatuh cinta dengan Dorodjatun. Di Belanda Dorodjatun juga sekelas dengan Hamid Algadrie, Nah Hamid ini kelak menjadi Sultan Hamid II, Raja Pontianak tokoh penting di balik BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleeg) sebagai hasil kompromi terhadap Konferensi Meja Bundar. Bila dibaca dari buku `Tahta Untuk Rakyat’ terlihat sekali kedua Sultan ini merupakan rivaal. Bahkan Dorodjatun dengan sedikit sinis menceritakan bahwa Hamid Algadrie kecil pernah nangis ketika berkelahi dengan seorang perempuan. Hubungan kedua Sultan ini kelak dijaman Revolusi kurang begitu baik tapi mereka sering berhubungan karena desakan politik. Sekitar akhir tahun 1930-an Sultan HB VIII memanggil anaknya Dorodjatun untuk pulang, mereka bertemu di Batavia tepatnya di Hotel Des Indes (Hotel ini kelak menjadi Pertokoan Duta Merlin). Di Hotel itulah Sultan menyerahkan tahtanya dan mangkat. Jadilah Dorodjatun menjadi Sultan HB IX. Tidak seperti Bangsawan-Bangsawan lain, Sultan HB IX dikenal sebagai seorang Sultan yang rendah hati, dia benar- benar bergabung dan membela rakyatnya ini menjadi cerita-cerita rakyat Yogya yang legendaris. Sebelum dinobatkan menjadi Sultan sudah kebiasaan pemerintahan Hindia Belanda lewat Residennya selalu berunding dulu dengan calon Raja. Biasanya perundingan ini untuk menodong konsesi-konsesi politik pada calon Raja baru, sebagai wilayah yang merdeka kekuasaan Sultan Yogya sangat terbatas dan selalu diawasi oleh Residen. Biasanya pada Sultan- Sultan terdahulu, perundingan berlangsung singkat, karena pendahulu Dorodjatun biasanya tak mau ambil pusing, apalagi setelah insiden Ontowiryo yang berbuah perang Diponegoro. Namun Dorodjatun tidak mau mengalah pada perundingan ini. Tapi pada suatu malam Dorodjatun mendengar suara “Sudah kamu tanda tangani saja, sedikit lagi Belanda pergi dari sini” Dorodjatun yakin bahwa itu suara nenek moyangnya. Dan paginya dengan hati ringan ia menandatangani pengajuan konsesi, Toh Belanda sedikit lagi mau pergi. Hal itu membuat Residen Belanda tercengang karena tanpa angin tanpa hujan Sang Pangeran Mahkota mau menandatangani pengajuan konsesi setelah selama berbulan-bulan menolak habis-habisan pengajuan dari Belanda. Lalu dinobatkanlah sang Sultan menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping Songo” , disaat penobatan itu pula-lah Sri Sultan HB IX mengucapkan kata terkenalnya : ” Saya memang berpendidikan barat tapi pertama-tama saya tetap orang Jawa” Di pertengahan tahun 1945 orang-orang pergerakan di Jakarta sudah berhasil memasuki masa puncak kerjanya yaitu : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dimana Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan kemerdekaannya. Namun tuntutan kemerdekaan politik itu oleh pihak Republikein secara de jure hanya daerah kekuasaan Belanda. Di luar kekuasaan Belanda kaum Republikein tidak berhak, sementara wilayah kekuasaan Solo-Yogya disebut Voorstenlanden adalah daerah yang dipertuan oleh Sunan Solo, Mangkunegoro, Sultan Yogya dan Paku Alam dan bukan kekuasaan Hindia Belanda. Di puncak sejarah inilah nasib kedua wilayah menjadi sangat berbeda juga nasib kehidupan kraton- kratonnya kelak. Sunan Solo dan Mangkunegoro bimbang, bahkan separuh menolak bergabung dengan Republik Indonesia. Mereka takut bila bergabung dengan Republik kerajaan-kerajaan akan dilikuidir dan pemerintahan yang dikabarkan Sosialis itu menolak adanya bentuk feodalisme. Sementara Sultan Yogya dan Paku Alam dengan keyakinan bulat mendukung Republik Indonesia dan bergabung dengan Republik Indonesia. Penggabungan Sultan Yogya ini merupakan simbol bahwa Raja Jawa (Jawa adalah simbol dari pusatnya Nusantara) berdiri dibelakang Sukarno-Hatta ini berarti dari sisi budaya kemerdekaan RI mendapatkan legitimasinya. Sunan Solo dan Mangkunegoro masih menolak dan ini berakibat fatal karena rakyat Solo keburu marah pada dua raja ini dan meledaklah Gerakan Swapraja dimana mereka menuntut Raja Solo dan Mangkunegaran menyerahkan hak istimewanya ke Republik Indonesia sejak saat itulah Kasunanan Solo kehilangan wibawanya. Mangkunegaran masih agak terselamatkan karena kelak Suharto yang menjadi Presiden RI kedua menikahi kerabat jauh Mangkunegaran dan Keraton Mangkunegaran masih sedikit memiliki pamor. Sultan Yogya meminta agar Sukarno-Hatta dan seluruh pemimpin Republik pindah ke Yogyakarta, dengan pertimbangan Belanda lewat NICA sudah membonceng Sekutu dan akan menjadikan Jakarta sebagai pusat pertempuran. Dan memang betul perkiraan Sultan Garis Jakarta-Bandung merupakan pusat kekuatan militer NICA apalagi di Jakarta ada Batalyon X yang terkenal kejam. Di Yogya para penggede RI yang sesungguhnya miskin harta itu dibantu keuangannya oleh Sultan. Ibu Fatmawati dan Ibu Rahmi Hatta sering mendapat santunan dari Sultan Yogya, bahkan ada cerita bahwa Sultan itu kalau ngambil untuk bantuan kepada perjuangan Republik Indonesia tidak pernah ada hitungannya, ia raup semua (dengan menggunakan kedua tangan) keping-keping emas milik kas kesultanan tanpa perlu menghitung kembali dan setelah kondisi RI mapan Sultan sama sekali tidak menyinggung- nyinggung hal ini, dia selalu diam. Ini tidak seperti pemimpin-pemimpin lain yang gembar gembor perjuangannya termasuk berbohong untuk melambungkan peran perjuangannya, seperti apa yang dilakukan oleh Suharto. Berbicara tentang Sultan HB IX tak lengkap rasanya bila tidak menyinggung kejadian `Janur Kuning’. Kejadian Janur Kuning bermula dari serangan besar-besaran militer Belanda tanggal 18 Desember 1948. Belanda berhasil menerjunkan ribuan orang ke Maguwo Yogya tanpa perlawanan berarti kecuali dari taruna-taruna AURI dibawah komando Kasmiran. Penyerbuan ke Yogya pada waktu sangat mendadak pasukan penerjun payung kebanyakan KNIL orang Ambon dan Kupang dalam pertempuran di Maguwon itu 40 orang anak buah Kasmiran tewas ditempat. Saat itu sedang berlangsung perundingan antara pihak RI dengan Belanda di daerah Kaliurang. AH Nasution juga sedang berada di Yogya dan terlibat perundingan namun tiba-tiba Belanda melakukan sebuah keputusan nekat menyerang Yogyakarta. Prakarsa ini melawan kehendak Van Mook dan diputuskan oleh Dr.Beel Perdana Menteri Belanda dari garis keras, Van Mook sendiri lebih menginginkan langkah kooptasi dengan membentuk pemerintahan- pemerintahan boneka yang mengepung Jawa, tapi karena Belanda baru saja dapat bantuan dari proyek Marshall Plan uangnya digunakan untuk membiayai perang. Serangan Belanda ke Maguwo mengikuti metode pasukan Jerman saat menduduki Nederland tanggal 10 Mei 1941. Menggunakan taktik penerjunan payung. Dengan langsung terjun payung, maka pasukan Belanda bisa langsung berada di garis belakang musuh tanpa melewati barikade-barikade militer yang ada di sekeliling Yogya terutama jalur Semarang-Yogya atau Purwekerto-Yogya. Pimpinan serangan umum Belanda ada ditangan Jenderal Spoor, yang dulu merupakan anak buah dan didikan Letjen Oerip Soemohardjo semasa di KNIL. Untuk pasukan dalam kota diserahkan kepada Kolonel Van Langen Komandan Brigade T. Serangan berjalan lancar pertahanan dari pihak republik sama sekali tidak ada. Bahkan beberapa penduduk saat melihat pesawat-pesawat tempur jenis cureng di udara dan tank sherman mulai masuk kota, rakyat malah takjub dikiranya TNI sedang latihan perang-perangan. Beberapa diantaranya berteriak kegirangan karena bangga melihat pesawat-pesawat canggih terbang di atas kota dan mereka kira itu pesawat milik TNI AU. Memang sebelum serangan dimulai AH Nasution dan Bambang Sugeng Komandan Divisi Djawa Tengah sudah mengabarkan bahwa TNI akan melakukan latihan perang-perangan untuk mengantisipasi serangan Belanda. Namun belum latihan ternyata TNI sudah kedahuluan anak buah Jenderal Spoor. Jenderal Sudirman yang tahu kota Yogya sudah terkepung buru-buru menghadap Bung Karno dan penggede-penggede Republik yang sedang rapat di Gedung Agung (Istana Negara) membahas serbuan Belanda. Jenderal Sudirman disuruh mengunggu di luar, sebentar Bung Karno menemui Sudirman dan mengatakan “Saya akan menyerahkan diri” Sudirman kecewa akan keputusan Bung Karno, dia balik bertanya “Bung tak mau bergerilya dengan saya di hutan-hutan? ” Bung Karno diam sejenak lalu tangannya memegang hidungnya, sejenak matanya berkedip-kedip “Dirman, kau tahu saya akan merasa terhina bila saya nanti tertangkap Belanda di kampung-kampung tengah hutan sebagai pelarian. Apalagi bila saya terbunuh, lebih baik saya ditangkap dengan cara terhormat dengan ini berarti dunia Internasional masih memperhatikan saya,…sekarang kamu pulanglah dulu..kamu sedang sakit, lebih baik beristirahatlah” Sudirman kecewa bukan main terhadap jawaban Bung Karno sebelumnya ia juga sudah kecewa dengan sikap pemerintah yang didominasi kelompok Sjahrir yang masih suka berunding dengan Belanda. Sudirman lebih bersimpati pada kekuatan militer yang terpengaruh Tan Malaka ketimbang TNI pro Hatta atau Sjahrir. Tapi dia sungkan dengan Bung Karno. Akhirnya Sudirman pulang dengan hati mangkel. Sudirman berjalan bersama ajudannya ke rumahnya. Sudah dua bulan dia terbaring sakit, dan baru kali ini dia bisa bangun dan keluar rumah setelah mendengar beberapa kali bunyi bom. Di rumah Sudirman lalu tidur di kamarnya. Paru-parunya tinggal satu, yang satunya lagi juga sudah menghitam terpengaruh penyakit. Badannya kurus kering. Saat ia terbaring beberapa perwira TNI mengunjunginya termasuk Kolonel Bambang Sugeng. “Saya tidak mau menyerah dengan Belanda” kata Jenderal Sudirman. `Ya, Pak kita juga tidak akan menyerah, tapi Belanda sudah mengepung Yogya” kata Kapten Tjokropranolo ajudan Jenderal Sudirman. “Tjokro ambilkan aku jas dan blangkon di laci, minta pada Ibu…” “Lho, Bapak mau kemana?” “Saya akan menyingkir ke hutan-hutan saya tidak mau ditangkap Belanda” “Tapi Bapak masih sakit” “Anak-anakku masih banyak bergerilya di dalam hutan, masak aku mau nyerah begitu saja” “Baiklah Pak nanti Bapak ditandu saja dengan kursi kayu di depan” “Baiklah” Sidang darurat di tengah agresi militer Belanda berlangsung cepat. Diputuskan pemerintahan akan di over ke Bukittinggi kebetulan disana ada Menteri Kemakmuran Sjarifudin Prawiranegara dan beberapa pemimpin Republik lapis tengah sedang bertugas di Bukittinggi. Termasuk beberapa perwira yang ada di Sumatera seperti Kolonel Hidayat yang menjabat Panglima Komandan Sumatera (ajudan Kol. Hidayat ini Kapten Islam Salim- anak Agus Salim-), Kolonel Nazir diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Laut PDRI juga Kolonel Hubertus Soejono menjadi KSAU (kelak di tubuh AURI terjadi perpecahan karena belum terselesaikannya masalah penyerahan KSAU PDRI ke KSAU RI karena Suryadarma masih menganggap dia sabagai KSAU resmi, Suryadarma juga ikut ditangkap pada penyerbuan Belanda 28 Desember 1948 dan dibuang ke Bangka). Bung Hatta juga memerintahkan agar dibangun sebanyak mungkin zender (jaringan pengirim) radio untuk dijadikan kekuatan penekan bagi Palar di PBB. Setelah selesai Bung Karno keluar ruangan dan mendengar suara bom terus berjatuhan, sementara Sri Sultan HB IX berjalan di belakangnya. Bung Karno menoleh kepada Sultan. “Bung Sultan bagaimana dengan Bung, apa Bung yakin aman disini?” Dengan tersenyum Sri Sultan berkata “Bung Karno tidak usah mengkhawatirken saya, Belanda tidak akan berani masuk Keraton, nanti biar para perwira-perwira TNI bersembunyi di dalam Keraton menyamar jadi abdi dalem” “kalau begitu saya akan tunggu itu Van Langen tangkap saya…sementara Bung Sultan tetap di Yogya” “Ya saya kira begitu” Sri Sultan tersenyum. Sultan tahu Van Langen tidak akan berani menangkap dirinya, karena Sri Ratu Belanda sudah berpesan pada tentara Belanda jangan mengutak-atik kawannya Sri Sultan HB IX. Sementara bom terus berjatuhan dari pesawat Mitchell dan deru pesawat tempur terus menerus terdengar. Beberapa kali ledakan bom terdengar di belakang Istana. Setelah Bung Karno selesai berbincang-bincang dengan Sri Sultan ia melihat Sjahrir berjalan santai ke arah kamarnya. “Sjahrir kamu mau kemana” Sjahrir kaget menoleh ke arah Bung Karno. “Saya lapar Bung…mau makan dari siang belum makan ini” Bung Karno tersenyum dan menggeleng-gelengka n kepala. Di tengah bom yang terus berjatuhan Sjahrir tetap dengan tenang makan nasi dan lauk pauknya. Saat ditanya salah seorang asisten kenapa dia tidak khawatir dengan bom yang terus berjatuhan, dengan enteng Sjahrir menjawab dalam bahasa Belanda “Soal mati nantilah, yang penting aku makan dulu…” Menjelang sore hari tanggal 19 Desember 1948 Istana Agung ditembaki oleh pasukan khusus Belanda, beberapa bom berjatuhan. Menyadari serbuan Belanda sudah tidak bisa ditahan oleh pasukan pengawal Istana. Bung Karno meminta pada Sjahrir untuk menyuruh orang membawa bendera putih pertanda bahwa orang-orang Istana menyerah. Sri Sultan HB IX berada di Siti Hinggil dia tidak mau terlihat bersama dengan penggede Republik agar jangan ditangkap dan secara tersirat berpesan pada Belanda urusan Keraton dengan Republik sama sekali dia tidak tahu menahu. Ini memang strategi Sultan agar dia tidak bentrok dengan Belanda di awal penyerbuan. Sri Sultan paham pesan Bung Karno untuk tetap di Yogya, karena sesungguhnya kunci kemenangan itu diletakkan pada Sri Sultan bukan pemerintahan Darurat PDRI di Bukittinggi. Biarpun pemimpin Republik semua pergi, tapi masih ada pemimpin Republik yang punya kekuasaan di Yogyakarta, yaitu : Sri Sultan HB IX, dimana dimata Belanda sikap Sultan masih bisa dirubah dengan bujuk rayu dan Sultan hanyalah Republikein terselubung, hal ini tidak disadari Belanda bahwa sejak bulan September 1945 Yogyakarta sudah menyatakan bergabung dengan RI ini berarti kedudukan Sri Sultan HB IX dibawah Presiden RI bukan lagi netral seperti perkiraan Belanda. Seorang Kapten Belanda masuk ke dalam gedong agung dan menghadap Bung Karno. “Tuan akan segera kami tangkap” Bung Karno tersenyum dan berkata singkat “Ya, kami sudah tahu…” mata Bung Karno melihat ke arah Perdana Menteri Hatta, Sjahrir, KSAU Surjadarma dan beberapa menteri lainnya. Lalu dia berkata pada kabinet Hatta itu “Ayo kita berangkat” Lalu Bung Karno dengan menenteng jas dan kopernya dibawa seorang serdadu Belanda menumpang sebuah jeep dibawa ke Maguwo untuk bertemu dengan Kolonel Van Langen, Komandan Brigade T. “Saya harus diperlakukan sebagai Presiden Republik Indonesia, apa yang anda lakukan sudah menyalahi hukum perang..” kata Bung Karno dengan suara tegas pada Kolonel Van Langen. Kolonel Van Langen yang dari tadi duduk kemudian berdiri dan berjalan ke mejanya, ia mengambil sebuah surat dari atasannya. “Ini bacalah, Tuan” Bung Karno mengambil kertas itu lalu membaca singkat. “Saya bukan bagian dari negara Tuan, negeri kami sudah merdeka…dan saya adalah Presiden Republik Indonesia, saya tidak mau kalian tangkap seperti penjahat” Kolonel Van Langen agak gusar dengan jawaban Bung Karno tapi dia juga tidak tahu status Bung Karno dalam penangkapan ini apa. Dia berjalan keluar ruangan kerjanya dan menyuruh anak buahnya menghubungi Jenderal Spoor. “Ya, ada apa Kolonel?” “Jenderal, Tuan Sukarno minta kejelasan status” “Ya, dia tawanan perang” Jawab Spoor singkat. “Status tawanan apa?” tanya Van Langen. “Presiden Republik Indonesia… biar saja, toh nanti akan segera kita likuidir Republik itu” “Ya kalau begitu baiklah….” Kolonel Van Langen melangkah ke dalam dan menemui Bung Karno. “Tuan anda kami tawan sebagai Presiden Republik Indonesia” Bung Karno tersenyum lebar. “Baiklah tapi ingat Kolonel kalian punya pemerintahan sudah bikin kesalahan fatal” wajah Van Langen meringis lalu berkata pelan “Saya tidak tahu politik Tuan, saya hanya tahu perang” Bung Karno tertawa. “Lalu kemana kami akan kalian bawa” “Tuan akan kami putuskan setelah Tuan berada dalam pesawat, saya juga tidak tahu dimana Tuan akan kami bawa” Wajah Bung Karno tiba-tiba muram ia takut Belanda main curang dengan mentorpedo pesawatnya, tapi ia menenangkan diri Belanda lebih sportif daripada Jepang. “Tuan Sukarno besok Pagi Jenderal Mayoor Meijer akan datang menemui Tuan” Bung Karno membenarkan letak duduknya “Jaantje Meijer sudah jadi Jenderal?” “Ya Tuan… Jenderal Mayoor” Jawab Van Langen singkat. Bung Karno tahu Jaantje masih berpangkat Kolonel saat penyerbuan pasukan Belanda ke arah selatan Jawa dan sekitar Gunung Slamet. Paginya Jenderal Mayoor Meijer datang ke ruang tahanan Bung Karno. Dengan berpakaian rapi dia menyapa sopan Bung Karno. “Goeden Morgen, Tuan Sukarno apa kabar?” Bung Karno berdiri menyambut Meijer. “Baik Tuan Meijer, saya masih Presiden Republik Indonesia” Meijer tertawa dan mengajak Bung Karno bicara. ” Dengan serangan ini berarti pemerintahan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi” Bung Karno bungkem dia menaham marah mendengar kata-kata Meijer. “Tuan Sukarno saya harap pasukan-pasukan liar ekstremis menghentikan perlawanannya” Bung Karno semakin kesal mendengar ucapan Meijer. Akhirnya Bung Karno bicara setelah mendengar Meijer bicara panjang lebar tentang kemungkinan- kemungkinan masa depan. “Dengar Tuan Meijer saya tidak akan tunduk dengan siapapun, Pasukanmu mungkin berhasil menguasai Yogyakarta tapi pasukan-pasukan liar yang Tuan sebut tadi, akan merebutnya kembali…Kami bukan orang yang gampang menyerah” “Terserah Tuan tapi Tuan kami akan segera tawan di luar Jawa” “Saya tidak takut” Meijer menyalami Bung Karno dan pamit keluar. Dua hari kemudian Bung Karno dan rombongan di bawa ke Brastagi. Lalu mereka di pindahkan ke tepi danau Toba. Di danau Toba segerombolan pemuda Republik nekat mau membebaskan Bung Karno cs namun keburu ketahuan Belanda, mereka kemudian diberondong peluru dan tewas semua. Di Prapat ini juga Bung Karno mendengar bahwa dia mau di eksekusi mati. Hati Bung Karno gelisah bukan main saat mendengar desas desus dia mau dieksekusi dari salah seorang pelayan yang nangis-nangis karena mendengar kabar dari seorang serdadu Belanda Bung Karno mau dieksekusi. Bung Karno berjalan ke kamarnya dan membuka Al Qur’an dengan sembarang lalu menemukan sebuah ayat yang berbunyi : Mati Hidup manusia di tangan Allah SWT. Setelah itu hati Bung Karno tenang. Tak lama kemudian Bung Karno dipindahkan ke Bangka. Sementara di Yogyakarta Sri Sultan HB IX terus menerus mendapat tekanan dari pihak Belanda. Beberapa intel Belanda melaporkan Sri Sultan HB IX terbukti menjalin kerjasama dengan beberapa perwira TNI juga menyembunyikan mereka di dalam Kraton. Sri Sultan menolak tuduhan Belanda dan meminta agar Belanda memeriksa sendiri saja ke dalam Keraton. Tapi bila pasukan Belanda berani masuk ke Keraton dia akan protes kepada kawan kecilnya yang sudah jadi Ratu Belanda, Juliana. Kemudian datanglah Pro-Kontra itu yang menjadi perang sejarah sampai saat ini belum selesai. Yaitu Serangan Umum 1 Maret 1949. Untuk itu mari kita baca dulu dari versi Sri Sultan HB IX. Setelah penangkapan Belanda terhadap pemimpin-pemimpin Republik Indonesia, PBB mengalami kegemparan. Nehru, Perdana Menteri India menuding Belanda sudah melakukan perbuatan biadab tak tahu malu. Kemarahan Nehru ini didukung oleh anggota-anggota PBB lainnya. Yang paling galak adalah Australia, Australia meminta Belanda mematuhi etika hukum Internasional karena sudah berulang kali Belanda berunding dengan pihak Indonesia baik melalui pihak ketiga atau Komisi Tiga Negara dan Komite Jasa Baik dengan begitu Belanda mengakui eksistensi negara RI, sementara penyerbuan kemarin itu dinyatakan Belanda sebagai aksi Polisionil dengan menyamakan agresi militer dengan aksi polisionil berarti Belanda secara tidak langsung sudah menyatakan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Amerika Serikat sendiri lewat delegasinya mendesak Belanda mengadakan perundingan dengan pihak Indonesia seraya mengancam bila kelakukan Belanda tidak berubah maka dompet bantuan Amerika terhadap Belanda tidak akan terbuka lagi. “Belanda harus mematuhi peraturan-peraturan Internasional dan mengikuti cara-cara penyelesaian konflik yang terhormat” Belanda yang merasa terpojok dengan desakan negara-negara anggota PBB berteriak lantang “Republik Indonesia tidak ada lagi, buktinya sama sekali tidak ada perlawanan dari pihak kaum RI ketika pemimpin- pemimpinnya kami tangkap” Sri Sultan mendengarkan perdebatan-perdebat an PBB ini baik-baik dari siaran BBC, ia mengambil kesimpulan bahwa harus diadakan serangan militer besar-besaran yang dapat membuktikan anggapan Belanda itu salah. Ia duduk terdiam dan berpikir apa bisa militer melakukan serangan terkonsolidasi. Sri Sultan HB IX meminta pendapat kakaknya Pangeran Prabuningrat apakah bisa militer dikonsolidasikan untuk melakukan serangan yang sedang ia pikirkan. Pangeran Prabuningrat mengusulkan agar Sultan memanggil salah seorang perwira TNI yang masih ada di sekitar Yogya. “Siapa, Latief Hendraningrat sedang di luar kota” “Itu Komandan Wehrkreiss III, yang orangnya pendiam masih di sekitar Yogyakarta?” “Yang mana?” tanya balik Prabuningrat. “Itu lho yang berhasil rebut tangsi senjata Jepang di Kotabaru” “Oh, Overste Suharto” “Ya, Suharto…suruh orang Keraton hubungi dia untuk datang kesini, menyamar jadi Abdi Dalem Keraton saja” “Baiklah” kata Prabuningrat. Suharto datang diam-diam ke Keraton Yogya dengan menyamar menjadi Abdi Dalem (kisah Suharto menyamar menjadi Abdi Dalem ini sempat di film-kan oleh Usmar Ismail di tahun 1950 dan masih versi Orisinil jauh dari kesan menjilat). Suharto dibawa Marsoedi sebagai perwira penghubung antara Suharto dengan Sri Sultan ke ruang khusus Sri Sultan untuk membicarakan kemungkinan serangan besar-besaran di Yogyakarta. Kejadian itu berlangsung tanggal 14 Februari 1949. “Mas Harto duduklah” Jawab Sultan dengan bahasa Jawa halus. “Baik Kanjeng Sinuwun” Jawab Letkol Suharto dengan menggunakan bahasa Jawa Tinggi yang biasa dibahasakan seorang hamba pada Paduka Rajanya. “Mas Harto akhir-akhir ini keamanan kota Yogya tidak stabil bagaimana kamu bisa membereskannya supaya tidak ada lagi penjarahan-penjarah an di toko-toko dan perampokan-perampok an yang kabarnya juga menggunakan senjata, Belanda sendiri kewalahan terhadap aksi liar para perampok itu” “Bisa Kanjeng Sinuwun, saya usahaken agar perampokan itu tidak ada lagi..” Sri Sultan melihat ke arah radio dan kemudian matanya menerawang dalam-dalam. Ia tahu sedang diamat-amati intel Belanda namun penilaian Belanda sama sekali salah, ia diperkirakan akan memperjuangkan Yogya sebagai daerah otonom dibawah Belanda atau diam- diam ingin menjadi Presiden Republik Indonesia. Padahal apa yang dilakukan Sultan adalah bentuk pengabdian Raja Jawa terhadap kehendak sejarah. Dan Belanda kurang paham terhadap bentuk pengabdian ini. Sri Sultan betul-betul ingin mengabdi pada Republik Indonesia bukan mengejar ambisinya. Tangan kanan Sri Sultan memegang dagu-nya yang agak lancip itu lalu dia berkata pelan pada Letkol Suharto. “Mas Harto apa bisa dilakukan serangan besar-besaran ke Yogyakarta?” “Maksud Sinuwun?” Suharto balik bertanya. “Serangan pendadakan agar Belanda tahu Republik masih ada” “Hmmm…saya usahaken” “Berapa pasukan yang kamu punya?” “Kalau dihitung-hitung yang bisa saya kerahkan dari SubWehrkreis saya sekitar dua ribu orang” “Hmmm…dua ribu cukup” “Memang Sinuwun mau merencanakan apa?” “Saya menginginkan agar TNI bisa masuk ke dalam kota dan merebut semua tempat yang dikuasai Belanda terutama gudang senjata yang ada di Pabrik Waston itu, juga beberapa titik penting seperti Stasiun Kereta Api, Jalan Malioboro dan Benteng Vredenburg” Suharto terdiam sejenak dia berpikir dalam-dalam. Suharto adalah ahli strategi dia tidak akan mengambil keputusan bila keputusan itu tidak akan ia menangkan. Ia bukan tipe pengambil spekulasi yang untung- untungan ia harus paham situasi. Namun yang dihadapinya adalah Sri Sultan, Rajanya. Ia juga berpikir bahwa inti kekuatan pasukan Belanda adalah KNIL pribumi kebanyakan dari Ambon, yang juga agak tak yakin dengan Belanda, bagaimanapun orang-orang pribumi itu dalam hatinya memihak Republik. Yang ditakutkan Suharto justru pasukan Marinir Belanda yang sudah dididik di Virginia Amerika. “Berapa jam yang dibutuhkan pasukan bantuan Belanda dari luar Yogya terutama yang di Semarang itu bisa tiba ke Yogya?” “empat jam mungkin mereka akan sampai ke Yogya dan langsung membantu pertempuran” “Kamu bisa kuasai Yogya selama enam Jam, Mas Harto?” “Bisa Sinuwun” “Kamu sanggup?” “Sanggup sinuwun” “Sekarang laksanakan” Sri Sultan adalah Menteri Pertahanan pada kabinet Hatta dia mengerti problem-problem kekuatan angkatan perang kita. Dan dengan strategi perebutan kota Yogyakarta diharapkan LN Palar wakil Indonesia di luar negeri punya dukungan fakta bahwa Indonesia masih ada. Suharto mengkonsolidasi pasukannya. Harto merasa senang karena pasukan-pasukannya masih utuh. Apalagi ada pasukan Pesindo eks pelarian peristiwa Madiun dibawah pimpinan Kapten Latief yang terkenal berani (Kapten Latief ini kelak tersangkut perkara G 30 S saat peristiwa terjadi dia berpangkat Kolonel dan menjabat Komandan Brigade Infanteri Kodam V Jaya). Disamping itu ada pasukan dari Pramoedji yang ada di Godean, Marsoedi dan Amir Moertono. Pemuda- pemuda Pakuningratan no.60 juga siap membantu mereka ini tergabung dalam Pesindo dan dididik oleh jago Sosialis Djohan Sjahroezah, Letkol Suharto jaman awal kemerdekaan sering juga ke Pathook disitu juga ada Sjam Kamaruzaman, seorang polisi yang juga kemudian menjadi intel dan banyak tahu perkembangan politik (pada peristiwa G 30 S, Sjam mengambil peranan penting dan dianggap missing link dari rangkaian kejadian di Lubang Buaya pada pagi dini hari 1 Oktober 1965). Di Pathook-lah nama Suharto mulai mengorbit dia diperintahkan oleh pemerintah Republik untuk melakukan serangan militer ke gudang senjata di Kotabaru, tanggal 7 Oktober 1945. Kapten Suharto -yang juga jebolan sekolah KNIL di Bogor- memimpin serangan ke Kotabaru dan sukses besar. Inilah yang kemudian mendukung kelancaran karir Suharto sampai ia diangkat menjadi komandan pasukan pengamanan kota Yogyakarta, dimana dia banyak berjumpa dengan penggede-penggede Republik yang baru saja hijrah dari Jakarta ke Yogya. Pada penangkapan Jenderal Sudharsono yang menentang pemerintahan kabinet Sjahrir dan bersimpati pada Tan Malaka, Suharto yang mengatur dan ini membuat Presiden Sukarno menyenangi perwira yang sering disebutnya `Koppeg’ ini. Sejak usainya geger Madiun 1948 yang dilanjutkan dengan langkah- langkah reorganisasi di tubuh tentara termasuk Divisi Diponegoro. Suharto sendiri memimpin Brigade III yang terkenal sebagai `Brigade Suharto’. Salah satu tugas penting Brigade III ini adalah mengamankan kota Yogyakarta, Suharto sebagai komandan Brigade menugaskan dua dari empat Batalionnya sebagai pasukan kota Yogyakarta. Unsur-unsur Batalion pengaman Yogyakarta terdiri dari taruna-taruna Akmil, unusr- unsur Angkatan Darat dan Angkatan Laut, Polisi Militer dan sejumlah sisa laskar Brigade Martono yang sudah di demobilisasi. Sementara pasukan dibawah Sudarmo dan Sruhardoyo ditempatkan di Bagelen, pasukan ini berperan penting nantinya pada serangan umum 1 Maret 1949. Namun sesaat sesudah agresi militer Belanda akhir tahun Desember 1948 Divisi III Diponegoro dirombak lagi oleh Panglimanya Kolonel Bambang Sugeng, Letkol Suharto sendiri kebagian tanggung jawab menjadi Komandan Wehrkreis (WK) III yang membawahi enam SWK (Subwehrkreis) : Satu bertanggung jawab untuk wilayah sekitar kota, dua untuk wilayah sekitar Bantul, dua untuk wilayah Sleman dan satu lagi bertanggung jawab atas daerah Wonosari dan Maguwo. Suharto sendiri mendirikan markasnya berpindah-pindah namun dia sering terlihat di sekitar pegunungan Menoreh Bantul. Kolonel TB Simatupang pernah mengunjungi markasnya di Gamping dekat perbatasan barat kota. Lemahnya pertahanan kota Yogyakarta bukan tidak menimbulkan protes. Rakyat banyak kecewa karena lemahnya pertahanan kota Yogya oleh pasukan TNI dan tudingan ini diarahkan pada komandan kota Yogya, Suharto. Letkol Abdul Latief Hendraningrat komandan pasukan pengawal Kepresidenan ( seorang pengerek bendera merah putih pada proklamasi 17 Agustus 1945) sendiri terbengong-bengong melihat sama sekali tidak adanya pasukan yang membangun barikade di sekitar Malioboro pada saat penyerbuan pasukan Belanda. Letkol Latief dengan mengendarai jeepnya ke rumah Jenderal Sudirman dan ikut Jenderal Sudirman mengungsi keluar kota setelah tahu keputusan Presiden Sukarno untuk menyerahkan diri pada pasukan Belanda. Kepada perwira-perwira di dalam rumah Jenderal Sudirman Latief menanyakan “Dimana pasukan-pasukan Yogya, mana Suharto?”. AH Nasution pun jengkel atas kelambanan pasukan dalam kota Yogya. Di kemudian hari pada tahun 1990 dalam wawancaranya dengan wartawan asing ia mengkritik Suharto terlalu lamban dan tidak bisa cepat melakukan antisipasi terhadap serangan mendadak Belanda atas kota Yogya. AH Nasution membangun markasnya di sekitar Prambanan, namun ia tidak bisa melakukan koordinasi terhadap pasukan-pasukan di sekitar Jawa Tengah, inisiatif tempur diserahkan pada komandan unit masing- masing. Dan memang sepanjang awal tahun 1949 serangan-serangan ke dalam kota Yogyakarta terus dilancarkan namun serangan ini banyak dari pasukan KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) dimana Kahar Muzakar komandan Brigade XVI yang terkenal nekat sering melakukan gempuran-gempuran ke dalam kota Yogya. Tercatat sepanjang bulan Januari-Februari Pasukan Brigade T Belanda tewas 157 orang dan 194 terluka parah. Disamping menerima Suharto, Sri Sultan terus mengatur gerakan bawah tanah, termasuk membongkar penutup-penutup besi gorong-gorong kota yang sudah di las Belanda kobang-lobang gorong kota digunakan untuk jalur penyusupan dadakan pada saat perang besar yang sudah direncanakan. Sri Sultan juga mengatur pengiriman senjata kepada pasukan-pasukan Republik, beberapa senjata selundupan berhasil masuk ke dalam kota. Sesungguhnya sejak pengungsian Jenderal Sudirman ke pedalaman Jawa Tengah, masih banyak tentara republik yang berkeliaran di dalam kota, mereka menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Dan perintah penyerangan itu berasal dari Sri Sultan. Disinilah makna ucapan Bung Karno `Bung Sultan tetap tinggal di Yogya’ : 1. Sultan adalah Pemimpin Republik Indonesia, anggota Kabinet Hatta sebagai Menteri Pertahanan. Ini artinya Sri Sultan HB IX adalah wakil sesungguhnya Republik di ibukota Yogyakarta. Dan berarti pemerintahan Negara RI di Ibukota Yogyakarta masih ada. 2. Sebagai bentuk pengalihan perhatian agar perhatian Belanda terkecoh bahwa kekuatan RI sesungguhnya ada di Keraton Yogyakarta, maka dibentuklah Pemerintahan Darurat RI yang juga merupakan pemerintahan sah. Namun efektivitas PDRI tidak berjalan baik karena berada di luar Jawa disamping beberapa pasukan PDRI masih sibuk bertempur melawan kekuatan Mollinger. 3. Bung Karno tahu bahwa Sri Sultan HB IX jagonya gerakan bawah tanah dan dia punya senjata pamungkas yaitu : Pertemanannya dengan Sri Ratu Juliana, dimana Bung Karno sendiripun tidak bisa mendekat pada Sri Ratu karena cap kolaborator di Jaman Jepang. 4. Dengan mempertahankan Sri Sultan di dalam kota ini berarti komando pemerintah masih di tangan Sultan. Sudirman yang orang Jawa pasti akan memandang Sri Sultan dan tidak akan melakukan serangan yang kurang terpadu. Semua serangan di koordinasikan pada satu titik yaitu : Merebut kota Yogyakarta. Keempat faktor inilah yang merupakan peranan paling penting dalam memahami perjuangan Sri Sultan HB IX dimana pada saat yang genting dia menyelamatkan eksistensi Republik Indonesia. Untuk menghargai peran Sri Sultan HB IX ini, pemerintah RI menugaskan Sri Sultan HB IX menerima surat dan menandatangani pengakuan kedaulatan RI pada tanggal 29 Desember 1949 di Istana Merdeka. Beliau pula yang menjemput Bung Karno dari Kemayoran untuk bersama-sama menuju Istana Kemenangan bangsa Indonesia, Istana Merdeka. Kedatangan dua orang ini disambut jutaan penduduk Jakarta dan luar Jakarta yang kemudian menyemut mengerumuni mobil yang ditumpangi Bung Karno dan Sri Sultan. Klimaksnya dengan mengenakan pakaian putih-putih dan sepatu putih Bung Karno berteriak lantang : Alhamdullilah. ..sekarang kita MERDEKA!!!!! ! Serangan Umum Versi Suharto dan Versi lainnya Namun benarlah kata banyak orang, sejarah tergantung siapa yang berkuasa. Ketika Suharto berhasil menjadi Presiden Republik Indonesia. Ia beranggapan bahwa Serangan Umum 1 Maret 1949 itu murni merupakan idee dari Suharto dan bukan dari siapa-siapa ini berarti menafikan peran atasannya sendiri di luar Sudirman : Sri Sultan HB IX, AH Nasution, dan Bambang Sugeng. Tiga orang ini merupakan atasan Suharto dan tentunya tahu apa yang terjadi sesungguhnya pada peristiwa 1 Maret 1949. Sri Sultan HB IX adalah Menteri Pertahanan pada kabinet Hatta, orang yang berperan penting dalam reorganisasi ABRI, AH Nasution adalah Panglima Komando Djawa, seluruh pasukan di Djawa dibawah komando Nasution, sementara Bambang Sugeng adalah Panglima Divisi Djawa Tengah, berarti Bambang Sugeng merupakan atasan langsung Suharto. Tidak tertutup kemungkinan di luar sepengetahuan Suharto, Sri Sultan juga menjalin kontak dengan Kolonel Nasution, Bambang Sugeng dan tentunya Sudirman. Sri Sultan HB IX juga paham kekuatan tentara-tentara RI yang menyusup dan tinggal di dalam kota. Sementara Suharto hanya satu diantara beberapa elemen strategi Sultan. Tapi ketika Suharto berhasil menjabat menjadi Presiden dengan santai Suharto berkata “Tidak percaya toh, bahwa yang melakukan inisiatif serangan adalah seorang komandan Brigade” Suharto mengakui bahwa ia menemui Sri Sultan, tapi pertemuan itu berlangsung sesudah serangan selesai bukan menjelang serangan. Dan apa yang berlangsung dari jam 6.00 Pagi sampai 12.00 siang adalah idee dia untuk menguasai Yogyakarta agar menjadi bahan perdebatan oleh LN Palar di PBB. Pernyataan ini menimbulkan kehebohan luar biasa bahkan berlangsung sampai saat ini dimana pertanyaannya berpusar pada : Siapa pencetus ide serangan umum 11 Maret 1949. Tahun 1985 ketika Film Janur Kuning (Produksi thn. 1979) sedang asyik ditonton orang Indonesia ada kehebohan di muka publik siapa pemeran sesungguhnya dalam peristiwa Serangan umum 1 Maret 1949. : Suharto, Sri Sultan HB IX, Bambang Sugeng atau Nasution. Kejadian ini dimulai ketika eks Walikota Yogyakarta Soedarisma Poerwokoesomo yang menjabat dari tahun 1947-1966 dalam wawancaranya dengan Harian Suara Merdeka terbitan Semarang tanggal 15 Oktober 1985 mempertanyakan peran Suharto?. Kehebohan itu ditanggapi dingin oleh Suharto dengan menantang “Tanyakan saja kepada yang masih hidup, apakah mereka memberikan komando Serangan Umum 1949 atau tidak?” Namun Sri Sultan HB IX dengan bahasa halus membantah serangan umum itu berasal dari Suharto ia sendiri berkata pada Oei Tjoe Tat salah seorang Menteri Negara era Demokrasi Terpimpin yang kemudian ditulis dalam buku `Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden Sukarno’ kutipannya begini : “Gimana Toh, Apa mungkin seorang dalam hutan, lagi pula sedang bergerilya, punya kesempatan mengikuti dengan cermat siaran-siaran radio BBC, apalagi dalam bahasa asing? Apa waktu itu orang sudah mahir berbahasa asing? Sayalah yang semula membicarakan gagasan itu dengan Jenderal Sudirman yaitu mendapatkan ijinnya untuk kontak langsung dengan Suharto, ketika itu Suharto berpangkat Mayor. Gagasan ini kelak berwujud Operasi enam Jam di Yogya” Ingatan Sri Sultan bahwa Suharto waktu itu berpangkat Mayor bukan Letkol karena memang jabatan Letkol yang diberikan tahun 1946 belum dipastikan legalitasnya. Jabatan Suharto menjadi Letnan Kolonel legal baru diputuskan pada awal tahun 1950. Namun diluar arus Suharto-Sri Sultan sebagai penggagas Serangan Umum, ada versi lain yaitu dari TB Simatupang bahwa serangan umum adalah gagasan dari hasil diskusi antara TB Simatupang dengan Kolonel Bambang Sugeng Panglima Divisi III Jawa Tengah. Serangan Umum 1949 Terlepas dari `perang sejarah’ siapa penggagas serangan umum Yogyakarta, serangan ini memiliki dimensi tempur yang dahsyat untuk perang dalam kota. Baik Belanda maupun pihak Indonesia belum sepenuhnya berpengalaman dalam perang head to head ini. Sebelum perang kota 1 Maret 1949, sekelompok pasukan dibawah pimpinan seorang Sersan (dalam film Janur Kuning diperankan dengan baik oleh Amak Baldjun) menyerang ke dalam kota. Sersan itu lupa bahwa tahun 1949 adalah tahun kabisat jadi bulan februari habis sampai tanggal 29 bukan tanggal 28. Penyerbuan ini membuat tiga orang tewas di pihak TNI namun Belanda belum sadar akan ada serangan besar-besaran pada pagi hari 1 Maret 1949. Sri Sultan sendiri sejak dua minggu sebelum hari H mulai membuka pintu Keraton, banyak tentara TNI yang menyusup ke dalam kota berlindung di balik tembok-tembok keraton yang tebal itu dan menyiapkan senjatanya. Kompleks keraton diam-diam dijadikan pusat serangan dimana perwira-perwira banyak berlindung ke dalam keraton, sementara di sekitar Malioboro dan pusat kota lainnya mulai berdatangan tentara-tentara yang sudah menyamar. Disekitar Lempuyangan, Kadipiro, Kotabaru dan Kali Code banyak penyusup sudah mempersiapkan diri. Penyusupan sendiri sudah berlangsung selama dua minggu sebelum hari H. Suharto memutuskan untuk membuka markasnya di sektor barat Yogya, di daerah Godean disitu ada Mayor KRIS HN Ventje Sumual yang memegang sektor barat kota. Di sektor utara dipegang Mayor Kusno sementara di timur dipegang oleh Batalyon Sujono. Amir Murtono dan Marsudi ditugaskan mengkonsolidasi pasukan yang bercerai berai di dalam kota. Tanda serangan dimulai pada saat sirene jam malam mulai berbunyi. Titik-titik kekuatan pasukan Brigade T (Brigade T adalah pasukan pimpinan Van Langen yang menguasai garis pertempuran Yogyakarta- Magelang-Temanggung ). Tembakan pertama dimulai di sekitar stasiun Tugu. Di sana Pos-Pos Belanda banyak bertebaran dan ada konsentrasi kekuatan besar di sekitar Stasiun Tugu. Belanda yang dikejutkan serangan dadakan ini membalas dengan tembakan asal-asalan. Beberapa pasukan keluar dengan menggunakan panser dan berjalan masuk ke arah Tugu Malioboro namun belum sampai tugu pasukan belanda yang hanya berkekuatan setengah kompi itu diserang sengit kekuatan dari arah toko-toko dan perumahan penduduk. Perwira Belanda yang bergerak dengan jeepnya ke arah utara kota terperangah karena dimana-mana sudah berkibar bendera merah putih sementara beberapa pasukan Belanda di pos-pos kecil terjebak pertempuran sengit. Jalan-jalan dipasangi kayu, kursi, tempat tidur dan pohon-pohon yang ditebangi untuk menghambat lajunya pasukan Belanda. Di atas pohon, di dalam parit, di halaman-halaman rumah penduduk dan di balik sumur tiba-tiba banyak tentara TNI bermunculan, pertempuran sampai masuk ke lorong-lorong sempit di dalam kota. Kejar-kejaran terjadi bahkan sampai ada perkelahian fisik antara tentara Belanda dengan prajurit TNI yang masing-masing menggunakan sangkur. Menjelang jam 7.00 pagi pertempuran sengit terjadi di sekitar Pabrik Waston tempat amunisi Belanda banyak tersimpan tidak sampai satu jam pasukan Belanda bisa dipukul mundur. Benteng Vredenburg pun berhasil direbut tentara RI. Sri Sultan duduk hatinya tegang bersama dengan kakaknya Pangeran Prabuningrat di Siti Hinggil ia berkali-kali disambangi perwira-perwira TNI melaporkan jalannya pertempuran. Belanda mengarahkan serangannya ke Keraton karena banyak laporan yang datang ke meja perwira Belanda bahwa pasukan TNI banyak bersembunyi disekitar Buiten Keraton. Di sekitar alun-alun utara Keraton Yogya banyak konsentrasi pasukan TNI. Perang besar juga terjadi di wilayah barat, bahkan wilayah ini sangat sulit ditundukkan dalam beberapa jam pasukan Belanda mundur dari sektor barat dan berlari ke tengah kota namun sekitar seratus tentara TNI berhasil mengejar mereka dan tembak-menembak terjadi di sekitar tengah kota sampai dekat Grand Hotel. Di Grand Hotel itulah Kahin tinggal, Profesor ilmu politik Indonesia dari Amerika Serikat paling legendaris yang mencatat semua kejadian pada pagi hari tanggal 1 Maret 1949. Suharto dalam otobiografinya mengklaim bahwa dia memimpin serangan langsung, bahkan dengan gagah dia berada di depan front pertempuran dengan senapan otomatis Owen kebanggaannya. Anak buahnya mengira Pak Harto kebal peluru karena berani bertempur di garis depan. Tapi apa benar Pak Harto bertempur di garis depan, menurut Kolonel Abdul Latief dalam pledoinya yang dibacakan pada Mahkamah Militer pada tanggal 1 Agustus 1978 dia berkata dalam pembelaannya : “….Tepat pada tanggal 1 Maret pasukan saya mendapat perintah dari komandan Wehrkreis Letkol Suharto, untuk menyerang dan menduduki sepanjang jalan Malioboro, dari mulai Stasiun Tugu sampai dengan Pasar Besar dekat Istana Yogyakarta. Setelah dapat menduduki seperti yang telah diperintahkan gedung-gedung besar serta toko-toko sedianya akan saya bakar sesuai dengan politik bumi hangus. Akan tetapi mengingat keadaan sekeliling adalah rumah-rumah rakyat yang terdiri dari bambu yang mudah terbakar, maka tersebut saya batalkan. Pertempuran terus berlangsung dan tentara Belanda mengadakan serangan balas, pertempuran terjadi antar rumah ke rumah, dan akhirnya pasukan saya mundur keluar kota, dan sebagian masih di dalam kota. Korban 12 orang, 5 orang gugur dan 50 orang pasukan pemuda-pemuda gerilya kota gugur ditembak tentara Belanda. Setelah dapat keluar kota di desa Sudagaran atau Kuncen kira-kira antara pukul 12.00 siang bertemulah saya dengan komandan Wehrkreise III Letkol Suharto yang sedang menikmati makan soto babat. Setelah melaporkan hasil pelaksanaan serangan umum itu, maka komandan memerintahkan lagi, agar tentara Belanda yang berada di Makam Kuncen itu dihalau/diserang sekalipun saya belum sempat konsolidasi, dan pasukan saya hanya tersisa 10 orang, perintah saya laksanakan. Dan kemudian komandan sektor Letkol Suharto kembali ke pangkalan… ….” Apa yang diucapkan oleh Latief dalam pledoi ini menyiratkan Suharto tidak berada di garis depan pada waktu itu. Yang berjibaku ya anak buah Suharto seperti Latief, Pramuji, Sujono, Marsudi dan Ventje.Namun bagaimanapun harus diakui serangan umum 1 Maret 1949 merupakan strategi yang sangat cerdas, walaupun korban gugurnya 192 sampai 375 orang dari pihak TNI sementara di pihak Belanda 6 orang tewas. Perang dalam kota berakhir ketika pasukan khusus Gajah Merah pimpinan Kolonel Van Zanten yang datang dari Semarang memasuki dalam kota Yogya, semua pasukan TNI ditarik mundur namun sampai malam hari masih ada saja tembakan-tembakan gelap membahana dari rumah-rumah penduduk. Tujuan politik perang itu tercapai Belanda harus mengakui di depan forum PBB bahwa Republik masih ada. Setelah perang itu berlangsung beberapa perundingan dan diam-diam Amerika Serikat menekan Belanda untuk segera keluar dari Yogyakarta. Belanda akhirnya menyerah dan keluar dari Yogya sekitar bulan Juni, tanggal 8 Juni 1949 Sri Sultan atas perintah PDRI menghentikan semua pertempuran bersenjata dengan RI. Atas nama PDRI Sri Sultan mengadakan pengumuman gencatan bersenjata. Dan pada tanggal 30 Juni 1949 Sri Sultan menandatangani penarikan pasukan Belanda dari kota Yogya. Dalam cerita penarikan pasukan ini ada legenda yang banyak diyakini orang Yogya. Bahwa Sri Sultan bisa menjadi enam orang di tempat yang bersamaan, ini karena dalam tempo yang sama persis Sri Sultan ada di enam sektor yang lokasinya berjauhan. Suharto yang memimpin serangan umum mendapat surat selamat dari perwira-perwira lainnya dan serangan umum atas Yogya menjadi inspirasi pada perwira-perwira lainnya untuk melakukan serangan- serangan ke markas Belanda. Sudirman sendiri menulis surat kepada AH Nasution bahwa : “Suharto merupakan bunga pertempuran” . Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Hatta serta rombongan lain yang ditangkap akhirnya dilepaskan Belanda dan kembali ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949 disambut langsung dengan Sri Sultan. Di kota Yogya semuanya dibawah kendali penuh 2.000 orang pasukan di bawah komando Suharto. Pada awalnya Sri Sultan meminta agar Yogyakarta dibawah pengawasan Kepolisian yang berkekuatan 600 orang, namun Suharto menolak karena dianggap keadaan belum sepenuhnya aman. Penolakan Suharto ini merupakan kemenangan politis Suharto terhadap Sri Sultan dan Jenderal Djatikusumo untuk menguasai kota Yogya setidak-tidaknya sampai Jenderal Sudirman turun gunung. Jenderal Sudirman yang enggan turun gunung karena kecewa dengan sikap Sukarno yang mau menyerah pada Belanda, dikirim surat berkali-kali oleh penggede Republik agar mau turun gunung tapi Sudirman masih ngambek. Barulah ketika Sri Sultan mengirim surat melalui Suharto agar Sudirman turun gunung dan bertemu dengan Presiden, Sudirman menuruti kemauan Sultan atas dasar hormatnya pada Raja Jawa. Di Istana Yogyakarta, Sri Sultan menyambut Sudirman dan mengantarkannya pada Bung Karno. Kedua tokoh ini-pun berpelukan sambil menangis. Kemudian Sudirman diajak melihat parade pasukan Suharto di alun-alun Yogyakarta bersama Pemimpin PDRI yang telah menyerahkan mandat kekuasaannya pada Bung Karno Sjafrudin Prawiranegara. Suharto terlihat menahan air mata ketika pasukan kehormatan berjalan menghormat pada Sudirman. Apapun yang terjadi perang 1 Maret 1949 merupakan sebuah episode penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peran Sri Sultan HB IX tidak bisa dilupakan sebagai tokoh yang sederhana Sri Sultan dipuja dimana-mana, bahkan di Minangkabau kehadiran Sri Sultan disambut penuh haru, ribuan rakyat Minang mengelu-elukan Sri Sultan yang berkunjung ke Padang, disana Sri Sultan dibopong dan teriakan “Merdeka…Merdeka. ..Merdeka” berkumandang dimana-mana. Sri Sultan bukan saja tokoh lokal Jawa, tapi kepemimpinannya diakui secara nasional. Kepribadian dan Karir Politik Sri Sultan Ada cerita-cerita rakyat mengenai Sri Sultan tentang kesederhanaannya yang banyak beredar di kalangan rakyat Yogya. Sri Sultan ini kegemarannya naik mobil baik jenis besar maupun kecil. Dulu yang namanya angkutan kota tidak ada seragamnya, semua bentuknya sama. Ketika Sri Sultan sedang berjalan-jalan dengan mobilnya ia dihentikan oleh seorang perempuan separuh umur. Ibu-ibu itu mengira Sri Sultan adalah sopir angkutan sayur. Mobil berhenti, Sri Sultan bertanya “Ada apa Bu…?” “Ini Pak Sopir tolong naikkan karung-karung sayur saya mau antar barang ini ke Pasar Beringhardjo” Sri Sultan yang mengenakan kaca mata hitam tersenyum dan turun ia pun mengangkut karung-karung sayur itu. Setelah karung-karung sayur dinaikkan Ibu itu juga naik ke dalam mobil dan duduk di belakang. Setelah sampai depan pasar Beringhardjo Sri Sultan turun dan mengangkut karung-karung itu sampai ke dalam pasar, si Ibu itu berjalan di depannya. Seorang mantri polisi memperhatikan dengan cermat kejadian itu. Setelah karung-karung sayur ditaruh ditempatnya, Ibu itu bertanya “Berapa ongkosnya, Pak Sopir?” “Wah…ndak usah Bu” “Walaah…Pak Sopir…Pak Sopir kayak ndak butuh uang saja?” “Sudah tidak bu terima kasih” “Lho, kurang tho…biasanya saya ngasihnya juga segini?” kata Ibu itu yang mengira sopir itu menolak uangnya karena kecewa pemberiannya kurang. “Ndak…apa- apa Bu, saya cuma membantu” “Sudah merasa kaya, tho..Pak Sopir?, ndak mau terima uang” kata si Ibu sinis. Sri Sultan tersenyum dan kemudian pamit keluar pasar. Saat Sri Sultan pergi si Ibu masih saja ngedumel “Dasar Sopir gemblung dikasih duit ndak mau” ujar Ibu itu sambil memberesi karung-karung sayurannya. Mantri Polisi yang sedari tadi mengamati peristiwa itu mendekati Ibu pedagang sayur itu. “Bu…tadi Ibu tahu bicara dengan siapa?” “Dengan…siapa. ..ya dengan Pak Sopir..piye tho sampeyan iki (gimana sih kamu)” “Ibu tahu, tadi ibu bicara kaliyan sing nduwe ringin kembar kuwi.. (tadi ibu bicara dengan yang punya beringin kembar itu)” Mantri Polisi itu menunjuk ke arah beringin kembar di depan keraton Yogya. Blaar …..kepala si Ibu bagai disambar petir….ia kaget langsung pingsan dan kabarnya dia meninggal di tempat. Sri Sultan juga sering mengendarai mobil sendiri dari Yogya-Jakarta kadang-kadang ke Bandung. Di tengah jalan dia dihentikan seorang polisi untuk pemeriksaan surat-surat. Sang Polisi sinis karena mengemudi kok ndak sopan. Sri Sultan cuman pake celana kolor dan kaos singlet saja. Saat melihat Rebuwesnya sang Polisi kaget setengah mati dan langsung berdiri hormat langsung mempersilahkan jalan, Sri Sultan tertawa dan mengangguk pada Pak Polisi. Nama Sri Sultan sempat mencuat lagi karena ternyata dia menjadi sasaran utama pembunuhan dari pemberontakan eks KNIL yang dipimpin Westerling. Rencananya setelah melakukan gerakan di Bandung Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) akan masuk ke Jakarta dan membubarkan sidang kabinet serta membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan HB IX. Namun gerakan Westerling berhasil digagalkan pasukan Siliwangi dan hanya bergerak di sekitar Lengkong serta Bandung kota. Sepanjang masa-masa kabinet Parlementer dan Demokrasi terpimpin Sri Sultan tidak begitu aktif lagi di politik. Kegiatannya yang sering diliput media adalah menjadi Ketua Pramuka. Anak-anak Pramuka era 60- an, termasuk Bondan Winarno (Jago makan di Wisata Kuliner itu) memanggil Sri Sultan dengan sebutan “Kak Sultan”. Nama Sri Sultan muncul lagi setelah G 30 S dan kekuasaan pelan-pelan di preteli Pak Harto. Rupanya Pak Harto kurang pede dengan dirinya untuk berhadapan sendirian dengan Bung Karno. Untuk itu di bidang politik luar negeri ia menggandeng Adam Malik dan di dalam negeri sebagai kharisma ia meminjam Sri Sultan, jadilah Triumvirat Orde Baru yang terkenal itu : Suharto-Sri Sultan HB IX dan Adam Malik. Waktu itu sepertinya Sri Sultan tidak begitu paham dengan apa yang terjadi sesungguhnya dengan Indonesia dan hal ini bukan Sri Sultan saja yang mengalami banyak tokoh masih dalam suasana kalut. Yang jelas saat itu adalah dimulainya pergeseran antara kekuasaan Sukarno ke Suharto. Dan tampaknya Sri Sultan memihak pada Suharto dengan Orde Barunya. Bahkan Sri Sultan tidak sabar dengan tindakan hati-hati Suharto terhadap Bung Karno yang dinilai kurang tegas dan lamban. Dalam otobiografinya Jenderal Kemal Idris menuturkan : “Saya masih ingat, pada tahun 1966, ipar saya Widjatmiko datang ke Kostrad mengabarkan bahwa saya dipanggil Sri Sultan Hamengkubuwono IX di rumah Mashuri di Jalan Agus Salim, Jakarta. Disana sudah menunggu Sri Sultan, Adam Malik dan Mashuri. “Kemal kamu take over, ambil alih kekuasaan dari tangan Suharto” ujar Sri Sultan. (Kemal Idris, Bertarung dalam Revolusi hal.252) Rupanya Sri Sultan tidak sabar dengan permainan Jenderal Suharto menghadapi Bung Karno. Jauh-jauh hari kemudian ia keadaan menjadi jelas kenapa Suharto begitu hati-hati menghadapi Bung Karno dan terlalu lama maen petak umpet untuk mempreteli kekuasaan Sukarno yang baru berhasil dimenangkannya tahun 1967. Ternyata Suharto mendeteksi siapa lawan, siapa kawan. Karena bagi Suharto jelas Sukarno sudah kalah, PKI habis maka musuh selanjutnya bukan dari pihak lawan tapi yang dibelakangnya namun berpotensi tidak loyal termasuk kelompok Jenderal elang yang dikemudian hari nasibnya kurang baik dibawah kekuasaan Orde Baru terutama Jenderal HR Dharsono, pendukung fanatik Orde Baru. Yang masa tuanya mengenaskan dan sempat dituduh oleh Kopkamtib terlibat pengeboman Borobudur juga disangkutkan pada kasus Priok. Jika Andi F. Noya mengira-ngira apa maksud Sultan sesungguhnya menolak menjadi Wapres di hari-hari penentuan 1978 yang kemudian digantikan oleh Adam Malik adalah masalah peristiwa Malari 1974 atau masalah korupsi dimana keluarga Presiden mulai banyak terlibat sesungguhnya kurang begitu tepat. Ada keyakinan di kalangan politisi- politisi senior dan orang yang ngerti politik bahwa Sri Sultan menolak menjadi Wapres di tahun 1978 karena menolak ia ikut rezim Suharto yang berlumuran darah. Apa yang dimaksud berlumuran darah. Mengingat kejadiannya tahun 1978 berarti kemungkinan yang dimaksud Sri Sultan adalah masa pasca G 30 S dimana banyak pembantaian terjadi dan alur cerita G 30 S yang sebenarnya sudah mulai terkuak terutama dari saksi-saksi sejarah. Apalagi pada tahun 1978 banyak tawanan dari Pulau Buru dibebaskan. Sejak tahun 1978 Sri Sultan menolak aktif berpolitik kecuali sebagai Ketua KONI. Beliau meninggal awal September 1988 di Amerika Serikat dan prosesi pemakamannya di tangisi jutaan orang Indonesia, mengingatkan pada prosesi pemakaman Bung Karno dan Bung Hatta yang juga ditangisi jutaan orang Indonesia. Saat mangkatnya Raja Agung Binatara itu sepertinya hubungan Suharto dan Sri Sultan HB IX kurang begitu baik. Suharto sendiri sambil lalu saja memperhatikan mangkat Rajanya itu. Kemudian Sri Sultan HB IX digantikan Herdjuno Darpito yang wajahnya di tahun 1988 mirip dengan Deddy Mizwar bintang fim muda yang sedang naik daun karena film `Nagabonar’ dan `Kejarlah Aku Kau Kutangkap’. Satu-satunya foto putera Sri Sultan HB IX adalah Herdjuno Darpito ini mengingatkan pada otobiografi Bung Karno yang ditulis Cindy Adams dimana hanya Megawati yang di potret berdua bersama Bung Karno. Akankah Mas Djun atau Sri Sultan Hamengkubuwono X maju lagi ke kancah politik nasional, waktulah yang akan menjawab. Sumber: http://groups. yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/
UGK ONLINE GELOMBANG II
Siapkan diri kita menghadapi UKG onlie gelombang II yang rencananya akan dilaksanakan 2 Oktober - 2 November. Tercatat 283.919 guru bersertifikat mengikuti UKG di 1.649 TUK. DKI Jakarta dijadwalkan melaksanakan UKG pada 9 Oktober. sudah resiko jadi guru, harus selalu meningkatkan kualitas dan kompetensi yang dimilikinya. Mari kita siapkan sebaik-baiknya, jangan sampai nlai jelek dan memalukan. siapkan materi yang akan keluar, karena soal ga akan jauh dari materi yang kita ajarkan pada siswa. download saja kisi-kisi UKG yang terbaru, cari dan download contoh-contoh soal UKG, atau latihan soal UKG, semoga kita sukses
Macam-macam Galau di Indonesia
Macam2 GALAU 1. GAMPANGAN GAMPANGAN adalah singkatan dari GAlau Mencari PAsaNGAN. Galau jenis ini dikarenakan belum mendapat pasangan yang dapat mengubah hidupnya. 2. GABUNGAN GABUNGAN adalah singkatan dari GAlau BUtuh pasaNGAN. Galau ini dikarenakan belum mendapat pasangan dan sangat membutuhkan sekali pasangan untuk mengobati kegalauannya yang sangat akut. 3. GARUT GARUT adalah singkatan dari GAlau RUTin. Jenis ini menjadikan galau sebagai rutinitas sehari-harinya. Sepertinya “Tiada hari tanpa galau.” telah menjadi motto hidupnya. 4. GANTENG GANTENG adalah singkatan dari GAlau di atas geNTENG. Galau jenis ini mempunyai tempat khusus untuk mencurahkan kegalauannya yaitu di atas genteng. 5. GAJIAN GAJIAN adalah singkatan dari GAlau uJIAN. Galau jenis ini terjadi pada saat sebelum, sedang dan setelah ujian. 6. GRATIS GRATIS adalah singkatan dari GAlau RAda auTIS. Galau jenis ini menyebabkan pendertinya terlihat seperti orang yang memiliki dunia sendiri atau biasanya disebut autis. 7. GATRA GATRA adalah singkatan dari GAlau TRAgis. Galau jenis ini terjadi seakan-akan penderitanya telah mengalami tragedi yang sangat hebat. 8. GARING GARING adalah singkatan dari GAlau RINGan. Gejala kegalauan jenis ini terjadi tidak begitu akut namun tetap saja menular. 9. GANGSTER GANGSTER singkatan GAlau NGeneS TERus. Galau jenis ini sgt berbahaya kr tidak hanya menular namun juga dapat menyebabkan emosi. 10. GSM GSM adalah singkatan dari Galau Setiap Malam. Galau jenis ini sama halnya dengan galau rutin namun waktunya lebih spesifik lagi yaitu pada malam hari. 11. GATOTKACA GATOTKACA adalah singkatan dari GAlau meloTOTin muKA di kaCA. Galau jenis ini terjadi pada saat penderita sedang bercermin memandangi wajahnya.(Tampang pas2an) Mau nambahin??? silahken Follow @Bangsyamtea untuk twitt Lucu dan motivasi dan mari Gabung di : http://www.facebook.com/groups/178015122221936/ Juga mari Like Pages TOKOH INDONESIA untuk mengetahui Tokoh2 Indonesia sumber
Fenomena Aneh dalam Dunia Humor
1. Gara-gara pengin pintar, seorang anak minum TOLAK ANGIN setiap hari. 2. GOSIP: Afikaa bintang cilik yng baru naik pamor ,menolak tawaran membintangi iklan CHARM bodyfit. 3.Dianggap mandul oleh pendukung Chelsea, Torres konsultasi dengan Dr. Boyke. 4.Diduga encok, Ny. Meneer akhirnya duduk setelah berdiri sejak 1977. 5. Peserta UN ditegur pengawas karena menulis namanya di lembar jawaban dengan "Chacha yg Cl4Lu C3ndHili". 6. Diduga karna mabuk, seorang supir bus melindas polisi tidur, hingga tidak bisa bangun lagi. 7. Peringkat 7, Liverpool gagal dapatkan jalur undangan SNMPTN. 8. Pencarian terhambat, Tim SAR berniat cari korban sukhoi lewat google. 9. 'Disikat' Dortmund, Muenchen kini menjadi klub yang paling bersih. 10. Seorang anak yatim disiksa bapak kandungnya sendiri hingga luka parah. 11. Karena terlambat masuk kantor, seorang pengangguran dipecat tanpa uang pesangon. 12. Lelah bermain untuk barcelona musim ini, Messi tolak ikuti piala Euro 2012. 13. Berharap mesin motor matinya kembali hidup, seorang kakek mengganti kaca spion motornya. 14. Terlihat bermain membela timnas prancis, Tiery henry diduga orang prancis. 15. Seorang Nenek menabrak kereta api, 20 orang meninggal, 15 orang luka parah, 13 luka ringan, Nenek selamat tanpa luka. 16. Mabuk dalam bus, seorang anak SD diduga sering minum minuman keras. 17. Gagal dapatkan piala Thomas, Toufik Hidayat tinggalkan persija jakarta. 18. Tak dapat memberikan gelar kepada manchaster united. fergi berhenti mengunyah permen karet. 19. Tak mau kalah dengan POM bensin, Warnet di Klaten buka 25 Jam. 20. Diterima di ITB, UI , UGM, Seorang siswa bunuh diri karena Tak lulus UN. 21. Sukses dengan profesinya, seorang perampok naik Haji. 22. pengguna facebook meningkat, photoshop jadi top download. 23. Buta dengan microsoft word, seorang mahasiswa menyelesaikan skripsi dengan PES 2012. 24. Dedi kobuser tertangkap kamera sering pergi ke salon rambut. 25. Kecewa dengan banyaknya korupsi di indonesia, vokalis kangen band siap ganti gaya rambut. mau kata2 Motivasi + Humor pendek di Twitter ? silahkan Follow Twitter BS di @Bangsyamtea dan mari bergabung di http://www.facebook.com/groups/178015122221936/
Zodiak Anda Minggu Ini, Zodiak Terbaru
ZODIAK ANDA MINGGU INI CAPRICORN: Tonton film 3D tanpa kacamata. Kentutlah di dlm lift, tunjuk seorang wanita cantik sbg pelakunya. Pakailah jam tangan di kaki kiri. Keuangan: Inilah waktu yang tepat untuk membongkar warung tetangga, BONGKAR BONGKAR BONGKAR. Asmara : Asah Golok anda sekarang karna bakalan ada pihak ketiga. AQUARIUS: Spy sehat, bangun stiap jam 4.09 pagi. Kemudian berlarilah te lanjang mengelilingi halaman rmh selama sejam. Jgn mandi di hr Jumat. Keuangan: Anda harus belajar berhemat dari sekarang, makanlah 1xseminggu. Asmara: Cinta bertepuk sebelah tangan, Baygon bukan solusi terbaik, masih ada cara lain, gantung diri anda di pohon cabe. PISCES: Utk menjaga pikiran ttp sehat, tidurlah dgn meletakkan dumbell di atas jidat anda. Ajak ngobrol bayangan anda setiap malam. Keuangan: Usaha berbanding lurus dengan penghasilan, sediakan lilin yg bnyk. Asmara: Tak ada rotan akarpun jadi, tak ada pacar sabunpun jadi. ARIES: Minggu yg baik. Tidurlah dgn mata terbuka. Berpakaianlah spt Lady Gaga di hari Rabu. Nyanyikan Indonesia Raya setiap 25 menit. Keuangan: Anda tidak cocok kerja di air, anda cocoknya tidak usah kerja aja. Asmara: pergolakan panas, hati2 dalam memasak air. TAURUS: Berjalan cepat di jalanan & keluarkan lidah ke setiap org yg berhasil anda lewati. Utk keberuntungan gambarlah cicak di kening anda. Keuangan: Sering mangkal dilampu merah untuk tambahan uang saku. Asmara: Tidak selamanya selingkuh itu indah, apa lagi dengan sesama jenis. GEMINI: Finansial anda akan membaik minggu ini, jauhi pacar anda. Mkn anggur dgn meletakkannya di jidat & biarkan menggelinding ke mulut. Keuangan: Cukup lancar, pasang togel yg bnyk. Asmara: hati2 dalam memilih pasangan, teliti sebelum membeli, jika terlalu mahal, carilah harga yg ada diskonnya. CANCER: Minggu yg baik. Takut2i org dgn cara melempar balon air dr jendela. Gunakan jari tengah saat mengetik SMS, BBM, atau status fb. Keuangan: Jangan belagu karna pengen pake pertamax jadi gak jajan seminggu. Asmara: JOMBLO itu perih jendral. LEO: Mau berat bdn turun? Skrg saatnya! Amputasi kaki kiri anda. Pakai garpu saat minum utk keberuntungan. Tidur di kolong ranjang tiap hari. Keuangan: harus punya usaha sampingan, ternak tuyul misalnya. Asmara: Jangan mau diduakan, sarimi isi dua udah gak zaman. VIRGO: Minggu mengerikan. Bls SMS ke-2 yg anda terima setiap hari hny memakai simbol2. Pakai jari tengah saat ngupil. Kentut dgn nada D minor. Keuangan: Numpang makan dirumah tetangga mungkin bisa mengurangi pengeluaran. Asmara: jangan takut untuk berpisah, Ucapkan selamat tinggal dengan sebuah lagu, separuh aku mungkin bs dijadikan inspirasi. LIBRA: Minggu yg baik. Mars akan sgt dkt dgn Bumi, buka jendela tiap mlm utk menyambut alien. Hematlah air, siram tanaman2 anda dgn oli. Keuangan: Hati2 jangan keseringan nipu orang, apalagi orang tua. Asmara: tetep semangat meskipun kamu cuman dipermainkan. SCORPIO: Minggu yg buruk. Di hari Selasa, makanlah tnp memakai tangan. Bunuh nyamuk menggunakan raket tenis. Pura2 menguap setiap 5 menit sekali. Keuangan: boros itu gak baik, sedekahkan uang anda semuanya. Asmara: bercerminlah. SAGITARIUS: Berlarilah mengelilingi pohon kelapa 100x spy ttp sehat. Datangi resepsi pernikahan kmdn teriakkan: "ADA CICAK DI KEPALA ANDA!" Keuangan: Seringlah jajan gak bayar untuk penghematan. Asmara: Jangan takut untuk selingkuh! Semoga Terhibur Follow @Bangsyamtea untuk twitt Lucu dan motivasi sumber
Puisi untuk Gus Dur
#1000 Hari Berpulangnya Sang Guru Bangsa ( By : Sapari Indra From Bandung ) Saat kegelapan menyelimuti negeri ini,aku bertanya dimana lilin itu? Saat kuncup mulai layu,aku bertanya dimana sepercik air itu? Saat ibu pertiwi menangis tersedu, aku bertanya dimana si penghibur itu? Saat tangan rakus terus mengotori bumi ini, aku bertanya dimana dada itu? Saat mulut buas sang kapital terus menghisap darah si miskin, aku bertanya dima na kepalan tangan itu? Saat jerit pilu si fakir tak terdengar telinga tuli sang penguasa, aku berharap hadirmu Saat muka-muka marah terus mengancam bumi pertiwi, aku rindu senyum ramahmu Saat orang ngotot menjatuhkan, aku rindu guyonanmu Saat orang berlomba pasang muka palsu, aku rindu keluguanmu Saat kebhinekaan tercabik tangan si kerdil, aku buka kembali ajaranmu Saat keyakinan terusik si kepala batu, aku rindu suara lantangmu! Saat agama hanya jadi prasasti bisu, aku selami spiritualitasmu Saat tangan pemaksa coba membelenggu, aku ingat perjuanganmu Kucari kau di dada sang penguasa, tapi tak berada di situ Kutilik kau dibalik topeng aparat, tak ada jejakmu Kucium kau dibalik mulut manis pejabat, tak ada harummu, Hingga kusadar kau bukan lagi disini, Tapi disana tersenyum, Digandeng mesra junjunganmu, Dalam peluk hangat Kekasih-mu Mereka sungguh menyayangimu, Karna selama ini kau sendiri Sedang disini aku hanya tersungkur merindu, Dan masih merindu… sumber :
Contoh PTK IPS : Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Merunut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit. Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di SDN Anjasmoro Semarang diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru. Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian Semester I Tahun Pelajaran 2007/2008 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 71,29 berada pada urutan ke-4 setelah Bahasa Indonesia (rata-rata 79,22), Ilmu Pengetahuan Alam (rata-rata 76,35), dan Matematika (rata-rata 74,12). Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing secara kolaborasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: "Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing Siswa Kelas VI SDN Anjasmoro Semarang". B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS materi Negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang? C. Tujuan Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS materi negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang. D. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut : 1. Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS. 2. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas, 2004). 3. Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu dengan kegiatan melempar pertanyaan seperti "melempar bola salju". Jadi yang dimaksud dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS adalah upaya guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPS secara holistik, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Anjasmoro Semarang. BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar IPS a. Konsep Dasar Pembelajaran IPS di SD Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada siswa. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, di samping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa, yang merupakan proses belajar-mengajar dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu (B. Suryosubroto, 1997:148). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Puskur Balitbang Depdiknas, 2003:2). Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut. b. Ranah Hasil Belajar IPS Pemerian indikator dalam pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara proporsional. Horward Kingsly membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan verbal, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) ketrampilan motoris. Dalam dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instraksional, menggunakan klasikfikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah pisikmotoris (Nana Sudjana, 2002:22). Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintensis, dan evaluasi. Ranah efektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikmotoris, (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepataan, (e) gerakan keterampilan, (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan konsep di atas maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS. 2. Model Pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing a. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Tintin Heryatin (2004) mengenai pengembangan model pembelajaran Quantum dalam mata pelajaran bahasa Inggris dalam rangka pengembangan kurikulum berbasis sekolah menyimpulkan bahwa model pembelajaran quantum dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Bahasa Inggris di kelas 2 SMU, dengan hasil belajar rata-rata memuaskan dan dapat mendorong perkembangan psikologis siswa untuk lebih percaya diri dan menghargai setiap keberhasilan sekecil apapun (http://pps.upi.edu/org/abstrak thesis/abstrakpk/abstrakpk04.html). Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu di atas maka dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas mengenai peningkatan hasil belajar IPS materi negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sehingga orisinilitas konsep ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terhadap hasil-hasil penelitian yang secara variabel berhubungan akan semakin membuktikan akurasi hasil-hasil penelitian sebelumnya. b. Konsep Dasar Quantum Teaching dan Snowball Throwing Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching dengan demikian adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Semua unsur yang menopang kesuksesan belajar harus diramu menjadi sebuah akumulasi yang benar-benar menciptakan suasana belajar (Bobby De Porter, 2002:89). Secara aplikatif, pembelajaran Quantum Teaching berasaskan sistem TANDUR, yakni: Jika dicermati, model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing bertalian erat dengan teori belajar behavioristik dan teori perkembangannya Piaget. Pandangan Behaviouristik, yang melahirkan Teori Belajar Koneksionisme dan Teori Belajar Kondisioning. Teori belajar Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike berpendapat bahwa belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Bilamana terjadi koneksi antara R - S dan diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksi itu menjadi lebih kuat. Sebaliknya bila koneksi, diikuti dengan keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan koneksi akan menjadi berkurang (Hilgard dan Bower dalam TIM MKDK IKIP Semarang, 1990:110). Hal lain yang mendasari pentingnya penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5). Snowball artinya bola salju sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing sebagai berikut: 1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, 3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru ke temannya, 4) masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di jelaskan oleh ketua kelompok, 5) kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran, 6) evaluasi, dan 7) penutup (www.puskur_balitbang_depdiknas.com). B. Kerangka Berpikir Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPS. Melalui model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya. Serangkaian kegiatan penerapan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing merupakan refleksi dari sistem Tandur yakni Tumbuhkan (memberikan apersepsi), Alami (memasangkan kartu kata dan mengomentari salah satu negara ), Namai (menyimpulkan materi), Demostrasikan (melakukan Snowball Throwing), Ulangi (merangkum materi dalam lagu), dan Rayakan (memberi reward). Selengkapnya dapat disimak dalam kerangka berpikir di bawah ini: C. Hipotesis Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari hasil kajian teoretis dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian (Purwadi Suhandini, 2000:7). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing ada peningkatan hasil belajar IPS materi negara-negara Asia Tenggara pada siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang. Adapun indikator kinerjanya adalah sebagai berikut: 1. Guru terampil mengelola proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing . 2. Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik dalam lembar observasi. 3. 85% siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang mengalami ketuntasan belajar dalam materi negara-negara Asia Tenggara. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Prosedur penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri atas empat komponen pokok penelitian kelas yakni: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Menurut Zainal Aqib (2007:21), Model Kurt Lewin dapat digambarkan sebagai berikut: A. Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) materi pokok negara-negara tetangga (Asia) dengan indikator: (1) Mengidentifikasi berdirinya Asean (Association of South East Asia Nations), (2) Mengidentifikasi negara-negara tetangga (Asia Tenggara). Pada pelaksanaan siklus 1 direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. 2. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Sebelumnya penulis melakukan beberapa hal antara lain: a. Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan mendengarkan cerita guru tentang latar belakang negara-negara di Asia Tenggara, dilanjutkan dengan pembentukan nama kelompok dengan nama-nama negara Asean. b. Alami, siswa memasangkan kartu kata tokoh pendiri Asean dengan asal negaranya, kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. c. Namai, siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan bimbingan guru. d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing dengan cara setiap kelompok menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut dikepal menjadi bulat seperti bola. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru.. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Kelompok yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut. e. Ulangi, guru merangkum materi dan dirangkum menjadi sebuah lagu. Lagu tersebut diadopsi dari lagu-lagu yang sudah familiar bagi siswa, kemudian dinyanyikan berulang-ulang. f. Rayakan, kelompok yang dapat menjawab pertanyaan paling banyak dalam pembelajaran tersebut berhak mendapatkan reward berupa lagu-lagu seperti lagu "Kamu Anak Cerdas". Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi. 3. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan kepala sekolah untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Di samping itu, observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS. 4. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja maka peneliti mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif. B. Siklus II 1. Perencanaan Pada tahap ini penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) masih materi pokok negara-negara tetangga (Asia) dengan indikator: (1) mengidentifikasi keadaan sosial negara-negara tetangga, (2) Membandingkan keadaan pemerintah, penduduk, ekonomi, sosial, budaya negara-negara Asia Tenggara Dalam hal ini siswa sudah mengetahui tentang anggota negara-negara Asean yang sekarang. Siklus II direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan mengamati peta negara-negara Asia Tenggara, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan kelompok dengan menggunakan nama ibukota negara-negara Asia Tenggara. b. Alami, secara berkelompok siswa memberi komentar tentang keadaan sosial salah satu negara di Asia Tenggara. c. Namai, siswa menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya dengan bimbingan guru. d. Demonstrasikan, siswa melakukan Snowball Throwing, setiap kelompok menyiapkan satu pertanyaan yang ditulis dalam kertas kosong, lalu kertas tersebut digulung dimasukkan ke dalam bola yang di belah kemudian di tutup dengan isolatif. Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melempar bola tersebut ke kelompok lain dengan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Kelompok lain berusaha menangkap bola tersebut. Siswa yang terakhir memegang bola mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bola tersebut. e. Ulangi, siswa merangkum materi dalam bentuk lagu dengan bimbingan guru kemudian dinyanyikan berulang-ulang. f. Rayakan, kelompok yang tergiat dalam pembelajaran tersebut berhak mendapatkan reward berupa tepuk, misalnya dengan tepuk The Best. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi 3. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan kepala sekolah untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Di samping itu, observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS. 4. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar IPS siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru maka peneliti mengecek apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti tetap melanjutkan siklus berikut, dan seterusnya sampai mencapai indikator kinerja. C. Analisis Data Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif (Supardi, 2006:131). Terhadap perolehan hasil belajar IPS dianalisis secara kuantitatif dengan memberikan nilai pada hasil belajar siswa. Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus satu dan siklus dua untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif presentase. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif prosentase, yang dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang sebagai berikut: Tabel 3.1: Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Prosentase Kriteria Nilai Penafsiran Baik Sekali 86 - 100 Hasil belajar baik sekali Baik 71 - 85 Hasil belajar baik Cukup 56 - 70 Hasil belajar cukup Kurang 41 - 55 Hasil belajar kurang Sangat Kurang < 40 Hasil belajar sangat kurang (Depdiknas, 2002:4) Hasil observasi dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Telah diketahui bahwa subjek penelitian berjumlaah 42 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus, yakni siklus I (pada tanggal 20 dan 27 Agustus 2007) dan siklus II (pada tanggal 3 dan 10 September 2007). Berikut disajikan paparan hasil penelitian yang terdiri atas hasil belajar IPS melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing dan hasil observasi terhadap proses pembelajaran. A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Paparan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data hasil penelitian siklus I mengenai hasil belajar IPS materi negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing diperoleh data untuk nilai tertinggi yang diperoleh responden adalah 100, nilai terendah sebesar 50, dan rata-rata hasil belajar IPS sebesar 81,90. selengkapnya dapat dibaca pada tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori hasil belajar IPS sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Frekuensi Bergolong Hasil Belajar IPS Siklus I Interval Frekuensi Persentase Kategori 86-100 18 43% Baik Sekali 71-85 14 33% Baik 56-70 7 17% Cukup 41-45 3 7% Kurang < 40 0 0% Sangat Kurang Jumlah 42 100% Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, 43% siswa berada pada kategori baik sekali, 33% baik, 17% cukup, dan 7% kurang. Selengkapnya dapat dilihat dalam grafik batang berikut ini: Adapun rata-rata hasil belajar IPS Siklus I melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing sebesar 81,90 dan ketuntasan individual baru mencapai 76,19%. Potret pembelajaran IPS belum mencapai tujuan yang diharapkan guru yang tertuang dalam indikator kinerja > 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan belajar individual, sehingga perlu dilaksanakan siklus II. 2. Observasi Proses Pembelajaran IPS Hasil observassi pada siklus I diperoleh gambaran tentang sikap dan perilaku siswa perihal kesungguhan siswa. Perhatian siswa mulai terpusat pada pelajaran walauupun belum maksimal. Sedangkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran IPS mulai meningkat. Siswa lebih bersemangat jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum model Quantum Teaching dan Snowball Throwing diterapkan. Kemajuan siswa juga terlihat dalam hal keberanian siswa ketika mengemukakan pendapat. Siswa mulai berani mengemukakan pendapatnya, hal ini terlihat dari keaktifan siswa bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Siswa juga tidak malu lagi menjawab pertanyaan, setiap siswa selalu berusaha menjawab pertanyaan dengan benar tanpa malu-malu lagi. Keberanian siswa juga semakin terlihat ketika harus tampil di depan kelas, mereka berani tampil memimpin lagu atau pun menyanyi rangkuman materi di depan kelas. Perilaku lain yang menujukkan peningkatan yaitu dalam hal ketepatan. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat diselesaikan dengan baik walaupun belum semuanya dapat diselesaikan tepat waktu. Hal lain yang meningkat yaitu kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan. Selain itu dalam membuat pertanyaan, siswa mampu membuat pertanyaan sesuai materi yang sedang dipelajari. Siswa belum dapat menyelesaikan tugas lebih awal dari waktu yang ditentukan. Hal ini lantaran siswa belum terbiasa menyelesaikan tugas dengan cepat. Namun kemampuan menjawab pertanyaan ada peningkatan. Siswa dapat menjawab pertanyaan secara cepat dan tepat. Dari sudut guru kemampuan mengajar guru mulai ada peningkatan walaupun belum signifikan. Guru sudah mulai mengelola ruang, fasilitas, strategi, interaksi dengan siswa, dan evaluasi dengan baik. Namun untuk pengelolaan waktu masih belum dapat terlaksana dengan efektif, karena guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran secara kolaborasi. Kesan umum guru dalam mengajar masih sedikit kaku, kurang luwes dan belum terlalu peka terhadap kondisi siswa. Siklus II 1. Paparan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data hasil penelitian siklus II mengenai hasil belajar IPS materi negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing diperoleh data untuk nilai tertinggi yang diperoleh responden adalah 100, nilai terendah sebesar 65. selengkapnya dapat dibaca pada tabel distribusi frekuensi bergolong sesuai dengan kategori hasil belajar IPS sebagai berikut: Tabel 4.2 Deskripsi Frekuensi Bergolong Hasil Belajar IPS Siklus II Interval Frekuensi Persentase Kategori 86-100 23 55% Baik Sekali 71-85 15 36% Baik 56-70 4 9% Cukup 41-45 0 0% Kurang < 40 0 0% Sangat Kurang Jumlah 42 100% Dari tabel di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, 55% siswa berada pada kategori baik sekali, 36% baik, dan 9% cukup. Selengkapnya dapat dilihat dalam grafik batang berikut ini: Adapun rata-rata hasil belajar IPS Siklus II melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing sebesar 87,62 dan ketuntasan individual mencapai 90,48%. Potret pembelajaran IPS sudah mencapai tujuan yang tertuang dalam indikator kinerja yakni > 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai ketuntasan belajar individual, sehingga penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil, dan tidak perlu mengadakan siklus berikutnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tinndakan penelitian yang menyatakan : "Dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, ada peningkatan hasil belajar IPS materi negara-negara Asia Tenggara pada siswa kelas VI SDN Anjasmoro Semarang", berarti diterima kebenarannya. 2. Observasi Proses Pembelajaran IPS Hasil observasi siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS lebih meningkat. Perhatian siswa secara penuh tertuju pada materi pelajaran IPS. Semangat siswa lebih meningkat, semua siswa mengikuti pelajaran dengan penuh semangat, tidak ada yang malas atau kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPS. Keberanian siswa mebgemukakan pendapat juga semakin meningkat. Siswa sudah berani mengungkapkan pendapat, mengomentari suatu hal atau pun mengungkapkan ide-idenya. Keberanian lain yang juga semakin meningkat yaitu keberaniannya menjawab pertanyaan. Mereka berlomba-lomba untuk memperoleh pertanyaan dan menjawabnya. Peningkatan juga terlihat pada kemampuan siswa untuk tampil di kelas. Masing-masing siswa berusaha tampil dengan sebaik-baiknya. Perubahan yang cukup signifikan juga terjadi di aspek ketepatan. Rata-rata siswa di kelas mampu menjawab pertanyaan dengan tepat. Mereka juga mampu menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain itu siswa juga lebih mampu membuat pertanyaan yang bagus yang mudah dipahami dan sesuai dengan materi. Aspek kecepatan siswa juga mengalami peningkatan. Siswa dapat menyelesaikan tugas lebih awal. Kecepatan juga terlihat saat siswa menjawab pertanyan. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat. Sehinga pelajaran dapat berlangsung dengan lancar, aktif, kreatif, bermakna, dan menyenangkan Perubahan yang cukup signifikan juga terjadi pada guru sebagai fasilitator pembelajaran. Kualitas guru dalam mengajar lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Guru lebih tenang, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, terkesan luwes, dan dapat menguasai kelas, mengelola ruang, menggunakan model pembelajaran, dan strategi dengan tepat. Hal yang lebih menggembirakan lagi guru terkesan lebih kreatif, lebih bergairah mengajar, membawa suasana kelas menjadi menjadi segar. Dengan suasana kelas yang demikian ternyata siswa lebih mudaah memahami materi pelajaran. Hasil belajar siswa meningkat dan kualitas guru dalam mengajar juga meningkat. Sehingga tidak aneh lagi jika anatara guru dan siswa terjalin hubungan yang dinamis, harmonis, dan menyenangkan. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS materi Negara-negara Asia Tenggara melalui kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Thorwing. Hal tersebut diindikasikan dari perolehan rata-rata siklus I (81,90) dan siklus II (87,62). Sedangkan pencapaian ketuntasan belajar individu pada siklus I sebesar 76,19% dan siklus II sebesar 90,48% sehingga indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini seleai pada siklus II. Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Thorwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disampik aspek kognitif siswa, penerapan model tersebut juga mampu meningkatkan aspek afektif dan psikomotor. Aspek afektif yang tampak yakni kesungguhan, keberanian, sementara aspek psikomotor dapat dilihat dari kecepatan dan ketepatan siswa menyelesaikan serangkai tugas. Hal tersebut dengan pendapat Nana Sudjana (2002) bahwa dalam pembelajaran terdapat tiga ranah yang menjadi fokus peningkatan kualitas pembelajaran yakni ranah kognitif, ranah efektif,dan ranah psikomotoris. Dengan demikian hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan rujukan oleh peneliti lain yang hendak menelaah dan menindakkritisi sebagai fenomena aktual bidak pendidikan kususnya dalam hal inovasi pembelajaran. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik simpulan bahwa dalam melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi negara-negara Asia tenggara pada siswa kelas VI SD Anjasmoro Semarang. Hal tersebut ditadai dari ketercapaian indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan adanya peningkatan rata-rata hasil IPS dari siklus I sebesar 81,90 dan 87,62 pada siklus II. Sedangkan untuk pencapaian ketuntasan belajar individual, siklus I sebesar 76,19% dan siklus II sebesar 90,48%. Aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terlihat semakin meningkat dari rata-rata sedang menjadi baik bahkan baik sekali. Demikian juga aktifitas guru semakin meningkat yakni mampu mengelola proses pembelajaran IPS lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. B. Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Para guru sekolah dasar, hendaknya lebih memiliki kmitmen yang tinggi dalam menjalankan tugasnya dengan melaksanakan tugas pokok secara profesional, mengkaji dan menerapkan berbagai inovasi pembelajaran secara variatif sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS. 2. Para kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, hendaknya lebih mengintensifikiasikan perannya sebagai supervisor agar guru sekolah dasar memiliki motivasi dalam menerapkan model-model pembelajaran yang bermakna. Selebihnya, pemberian kesmpatan untuk mengikuti penataran, bintek, workshop, dan sejenisnya kepada guru perlu mendapat perhatian DAFTAR PUSTAKA Bobbi DePorter. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon. B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas. .... 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar, dan MI. Jakarta: Depdiknas. .............2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas. Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas. Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwadi Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNES. Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007. Supardi, Suharsimi Arikunto, Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yakarta: Bumi Aksara. Tim MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press. Tintin Heryatin. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Rangka Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah. Hasil Penelitian. (http://pps.upi.edu/org/ abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk04.html). update 28 Agustus 2007. Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. Oleh : Trimo, S.Pd.,M.Pd. dan Rusantiningsih
Subscribe to:
Posts (Atom)