Minyak nilam memiliki potensi strategis di pasar dunia sebagai bahan pengikat aroma wangi pada parfum dan kosmetika. Dunia membutuhkan 1.200 - 1.400 ton minyak nilam setiap tahun dan volume itu cenderung terus meningkat, sementara produksi yang tersedia baru mencapai 1.000 ton per tahun. Harga di pasar lokal berkisar Rp 250.000 per kilogram.
Minyak nilam memiliki potensi strategis di pasar dunia sebagai bahan pengikat aroma wangi pada parfum dan kosmetika. Dunia membutuhkan 1.200 - 1.400 ton minyak nilam setiap tahun dan volume itu cenderung terus meningkat, sementara produksi yang tersedia baru mencapai 1.000 ton per tahun. Harga di pasar lokal berkisar Rp 250.000 per kilogram.
Salah satu jenis minyak atsiri penting di Indonesia adalah minyak nilam (patchouli oil) yang dihasilkan melalui penyulingan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth). Tanaman nilam dari famili Lamiaceae (Labiatae) merupakan tanaman herbal semusim, tumbuh tegak kurang lebih setinggi 1 meter dengan percabangan yang banyak. Batang berkayu berwarna keunguan dan memiliki daun berwarna hijau berbentuk lonjong.
Tanaman yang dikenal juga sebagai Dhilem Wangi atau Dhilep atau Pecoli atau Patchouli ini, memiliki aroma yang sangat khas, karena baunya yang khas dan rada eksotik sehingga tidak mudah dilupakan oleh siapa pun yang pernah menciumnya.
Sebagai tanaman perkebunan, nilam memiliki prospek ekonomi yang cukup cerah. Dibandingkan dengan tanaman penghasii minyak atsiri lainnya (Indonesia memiliki sekitar 200 species tanaman yang menghasilkan minyak atsiri), nilam mempunyai keunggulan tersendiri sebagai unsure pengikat (fikatif) yang terbaik untuk wewangian (parfum). Hal ini disebabkan karena daya lekatnya yang kuat sehingga aroma wangi tidak mudah hilang karena tercuci atau menguap, dapat larut dalam alkohol dan dapat dicampur dengan minyak esteris lainnya.
Nilam Aceh
Ada tiga jenis tanaman nilam yaitu nilam Aceh (Pogostemon cablin), nilam Jawa (Pogostemon hortensis) dan nilam tipis (Pogostemon heyneanus). Di antara ketiga jenis ini, nilam Aceh adalah yang terbaik, karena memiliki kadar atsiri tertinggi yakni 2,5%- 5%, sedang jenis lain hanya 0,5%.
Penyebutan 'nilam Aceh' sekaligus menunjukkan bahwa yang menjadi sentra produksi minyak nilam di Indonesia memang Daerah Istimewa Nangroe Aceh Darussalam, di samping Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Lebih dari 80% minyak nilam di Indonesia dihasilkan dari ketiga propinsi tersebut. Belakangan daerah lain seperti Bengkulu, Lampung, Kalteng dan beberapa daerah di Pulau Jawa mulai mengembangkan komoditi ini. Dalam 10 tahun terakhir ini, peningkatan volume ekspor komoditi ini cukup tajam, yakni sekitar 6 % per tahun. Prospek ekspor komoditi minyak nilam di masa datang masih cukup besar sejalan dengan semakin tingginya permintaan terhadap parfum dan kosmetika, trend mode, dan belum berkembangknya materi substitusi minyak nilam di dalam industri parfum/kosmetika.
Prospek pasar
Pasar dunia saat ini membutuhkan 1,500 ton minyak nilam rata-rata setahun dengan kecenderungan yang terus meningkat, sementara produksi yang tersedia belum mampu memenuhinya. Secara keseluruhan, Indonesia memasok sekitar 90% kebutuhan minyak nilam dunia (Direktorat Neraca .Produksi BPS, 2002).
Nuryani (2001) dalam Suyono (2001) melaporkan bahwa volume ekspor minyak nilam periode 1995 -1998 mencapai 800 – 1.500 ton, dengan nilai devisa US $ 18 - 53 juta. Datatahun 2001 menyebutkan bahwa nilai ekspor minyak nilam sebesar US $ 33 juta, yang merupakan 50% dari total ekspor minyak atsiri Indonesia.
Harga minyak nilam di pasar lokal (di tingkat agen eksportir) berkisar Rp 200.000 - Rp 250.000 per kg, sedangkan di New York, AS, harganya mencapai US$ 14 - 23,5. Negara tujuan ekspor minyak nilam meliputi AS, Inggris, Perancis, Swis, Jerman, Belanda, Singapura, dan India.
Sebelum petani mengenal alat penyuling (pertama kali alat penyuling dikenal pada 1920-an), yang diekspor adalah daun nilam kering. Bahkan kini pun, petani yang tidak memiliki alat penyuling, terkadang menjual daun nilam dengan harga Rp 2.000 per kg (kering) atau Rp 400 per kg (basah). Sebagai pengumput adalah petani pemilik ketel penyuling.
Importir minyak nilam terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (lebih 200 ton per tahun), disusul lima negara Eropa, masing-masing Inggris (45-60 ton/th), Perancis, Swiss (40-50 ton/th), Jerman (35-40 ton/th) dan Belanda (30 ton/th). Beberapa eksportir minyak nilam mengaku masih kesulitan memenuhi pesanan minyak nilam yang datang dari mancanegara. PT Jasu-lawangi, eksportir minyak atsiri terbesar di Indonesia baru bias memasok 50 ton atau sekitar 10% dari permintaan. Permintaan cukup besar juga datang dari India, Belgia, Jepang, dan Singapura.
Standar Mutu
Mutu minyak nilam digolongkan dalam tiga jenis berdasarkan aromanya, yaitu : ordinary dan medium yang merupakan minyak nilam hasil sulingan Indonesia dan Singapura; special dan exfra special yang merupakan hasil sulingan Perancis dan Inggris yang dilakukan secara tidak langsung dan daun dipilih terlebih dahulu.
Standar minyak nifam Indonesia yang ditetapkan oleh Dewan Standardises! Nasional dengan nama Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-2385-1991 meliputi ruang lingkup (syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengemasan), definisi, jenis mutu, pengambilan contoh dan rekomendasi. Dalam SNI, minyak nilam didefinisikan sebagai minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan dari tanaman Pogostemon cablin Benth. Minyak nilam digolongkan hanya dalam satu jenis mutu dengan nama patchouli oil.
Persyaratan ekspor minyak nilam selanjutnya meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Minyak nilam wajib dikemas dalam drum aluminium, atau drum dari pelat timah putih, atau drum besi galvanis, atau drum dilapisi timah putih, atau drum besi diiapisi cat enamel; (2) isi tiap drum 50 kg netto atau 170 kg netto. Wadah tidak boleh disi penuh, harus diberi rongga 5-10% dari volume drum, Bagian luar drum wajib diberi merek dengan cat (dalam bahasa Inggris) : product of Indonesia, nama barang, negara tujuan, berat netto dan bruto; dan (3) sebelum dikapalkan, tiap drum wajib diambil contoh untuk diperiksa oleh petugas pengujian mutu.
Manfaat Lain
Selain sebagai pengikat wangi pada parfum, kosmetika dan sebagian obat-obatan, ternyata minyak nilam berkhasiat sebagai antibiotik dan antiradang karena dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Dapat digunakan untuk deodorant, obat batuk, asma, sakit kepala, sakit perut, bisul, herpes dan lain-lain, wewangian (parfum), minyak nilam tergolong dalam jenis aroma woodsy. Merupakan minyak eksotik (exotic oil) yang dapat meningkatkan gairah dan semangat, serta mempunyai sifat meningkatkan sensualitas. Biasa digunakan untuk mengharumkan kamar tidur untuk memberi efek menenangkan dan membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia).
Dalam pengobatan tradisional India yang lebih dikenal dengan ayurveda, minyak nilam digunakan untuk penawar racun apabila digigit ular dan serangga. Minyak nilam murni (100%) yang diteteskan pada kapas dan diusapkan pada bagian yang digigit uiar cobra, dapat menetralisir racun/bisa ular sebagai pertolongan pertama.
Dalam perawatan kulit, minyak nilam dapat digunakan untuk mengobati jerawat, gangguan kulit, eksim, infeksi jamur, ketombe, keriput, luka, parut bekas luka, pemekaran pembuluh darah, kapalan pada kaki, dan lain-lain.
Penggunaan 1 gram minyak nilam yang dicampur dengan shampo herbal dapat mencegah timbulnya ketombe, merangsang pertumbuhan rambut, serta menjaga warna rambut agar tetap hitam sehingga mencegah timbulnya uban.
Dalam perawatan pakaian terutama yang terbuat dari bahan wol dan sutra, beberapa tetes minyak nilam dapat mencegah ngengat, semut dan serangga lain yang suka hidup dalam lemari atau laci.
Dalam hal psikoemosional, minyak nilam termasuk dalam 'terapi aroma' kelas soothing dan tooning yang belakangan ini makin popular sebagai salah satu aspek pengobatan alternatif, karena minyak nilam mempunyai efek sedatif (menenangkan) dapat digunakan untuk menanggulangi gangguan depresi, gelisah, tegang karena kelelahan, stres, kebingungan, lesu dan tidak bergairah, meredakan kemarahan serta membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia). Dalam penggunaannya, minyak nilam akan lebih baik apabila dicampur dengan minyak cengkeh, cendana, lavender, mawar, dan lain-lain.
Penggunaan minyak nilam sebanyak 5-6 tetes dalam air rendaman mandi atau sabun mandi dapat mencegah problem kulit, seperti kulit kering dan kapalan serta mencegah keriput.
Campuran 10-15 tetes minyak nilam dalam 60 ml minyak pencampur dapat digunakan untuk pijat, dan beberapa tetes dicampur dengan shampoo dapat digunakan untuk perawatan rambut.
Beberapa tetes minyak nilam dalam air panas kemudian uapnya dihirup, dapat membantu menghilangkan
No comments:
Post a Comment