DASAR TEORI
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang worawari.
Deskripsi
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.
Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.
Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh.
Di Okinawa, Jepang digunakan sebagai tanaman pagar. Di bagian selatan Okinawa, tanaman ini disebut Gushōnu hana bunga kehidupan sesudah mati) sehingga banyak ditanam di makam.
PEMBAHASAN
Pembuatan jam dari bunga sepatu dilakukan dengan pengambilan kelopak bunga pada bunga sepatu yang ada yang dapat dilakukan dengan menggunakan tangan sesudah disterilkan atau mencuci tangan. Penimbangan kelopak bunga dilakukan sesudah bahan dirasa cukup, pengambilan materi diperkirakan sebanyak 50 gram untuk kebutuhan 50 gram. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan buah dengan kapasitas 1,5 kg.
Penambahan sepucuk sendok makan maizena dilakukan untuk menambah cita rasa yang ada serta untuk menambahkan sifat kalis dan lengket pada adonan. Penambahan ini dilakukan pada waktu semua bahan sudah masuk di dalam blender.
Sesudah semua bahan masuk dan dilanjutkan dengan kegiatan memblender, dengan penambahan air secukupnya. Yang terakhir adalah penuangan hasil blender pada loyang dan pemasakan/ penggodokan bahan sampai menjadi kental dan kalis, sehingga warna dan bentuk yang ada adalah jam bunga sepatu. Secara singkat dapat dituliskan sebagai berikut;
Pembuatan jam dari bunga sepatu
1. Ambil Kelopak bunga sepatu
2. Timbang 50 gram, kemudian dicuci bersih.
3. Ditambah sepucuk sendok makan maizena
4. Diblender, dengan penambahan air
5. digodog
Bahan-bahan
1. Bunga sepatu
2. Tepung maizena
3. Air
4. Gula pasir
5. Air jeruk nipis
6. Garam
7. Vanili
8. Roti tawar
Alat-alat
1. Oven
2. Penggorengan
3. Blender
4. Panci
5. Timbangan
6. Pengaduk/sendok
7. Botol mulut lebar
8. Plastic pengemas
Cara pembuatan teh bunga sepatu
1. Mengambil mahkota bunga sepatu dan mebersihkanya dengan air.
2. Mengukus mahkota bunga sepatu selama 5 menit.
3. Mentiriskan kemudian mengeringkan dalam oven 100OC selama 10 menit.
4. Teh siap untuk diseduh dengan penambahan gula sesuai selera atau dikemas dalam wadah yang tertutup rapat.
Cara pembuatan jam bunga sepatu
1. Memblender 250 g mahkota bunga dengan air dan 1 sendok makan tepung maizena hingga halus, angkat dan tuangkan dalam panci, tambahkan 150 g gula dan air.
2. Memasak adonan hingga mendidih, masukan jeruk nipis sesuai selera (mengubah warna menjadi merah), sendok teh pasta vanili dan sendok teh garam.
3. Memasak hingga tekstur mengental.
4. Jam siap disajikan dengan cara dioleskan pada roti tawar atau disimpan dalam botol mulut lebar.
Catatan :
Pada pembuatan selai, bahan bakunya diblender lalu disaring untuk diambil sarinya (air hasil saringan), sedangkan proses selanjutnya sama dengan pembuatan jam, tetapi tidak menggunakan air jeruk nipis
1. Pembahasan
a. Teh bunga sepatu
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa teh bunga sepatu yang telah dibuat mempunyai warna merah muda keunguan, struktur tipis dan rapuh, berbau harum wangi, rasa tawar. Perubahan warna terjadi pada bunga sepatu setelah dikeringkan yaitu dari awalnya berwarna merah muda menjadi merah muda keunguan dan agak pucat. Selain itu bunga yang sudah dikeringkan jauh lebih lunak dan rapuh dibandingkan dengan yang masih segar, serta terjadi penyusutan yang cukup besar dari ketebalan lapisan bunga. Berbeda teksturnya dengan bentuk teh yang lainya yang jika diseduh masih tersisa ampas yang banyak, teh bunga sepatu sebagian bagianya akan larut dengan air sehingga ampasnya lebih sedikit. Warna teh dari bunga sepatu hampir seperti teh hijau yaitu coklat kehijauan dan tidak pekat. Proses pemanasan yang terdapat pada pembuatan teh bunga sepatu pada suhu 70oC bertujuan supaya kandungan nutrisi yang terkandung di dalam bunga tidak rusak karena masih dibawah suhu lisis dari nutrisi di dalam bunga.
b. Teh bunga rosella
Berdasarkan hasil percobaan menunjukan bahwa hasil pembuatan teh dari rosella mempunyai warna merah kehitaman jika dibandingkan dengan produk dari kembang sepatu dan rasa lebih asam. Perubahan warna sangat mencolok antara bunga rosella mentah dengan yang sudah jadi teh yaitu bunga mentah berwarna merah hati pekat namun setelah jadi teh warnaya merah kehitaman. Tekstur dari bunga yang telah dikeringkan jauh lebih keras dan ulet dibandingkan yang masih segar. Rasa yang asam pada teh rosella menunjukan bahwa pemanasan yang dilakukan tidak begitu banyak merusak kandungan vitamin C yang terdapat di dalamnya. Rasa tersebut menunjukan bahwa kandungan vitamin pada teh rosella masih sangat tinggi. Pemanasan yang dilakukan tidak merusak kandungan nutrisi didalam bunga karena proses pemanasan yang terdapat pada pembuatan teh bunga rosella hanya pada suhu 70oC, yaitu dibawah suhu lisis dari nutrisi di dalam bunga.
c. Selai bunga sepatu
Hasil percobaan menunjukan bahwa selai yang telah dibuat mempunyai ciri warna merah cerah, struktur produk lebih encer dan rasanya manis keasaman. Warna merah cerah yang terdapat pada selai disebabkan oleh penambahan air jeruk nipis, namun penambahan ini menyebabkan rasa selai menjadi sedikit asam. Tekstur selai sangat lunak dan cenderung lebih encer karena ketika diblender bunga sepatu dapat hancur secara sempurna mengingat pada bagian bunga tidak terdapat serat yang keras. Pada proses pemblenderan dilakukan bersamaan tepung maizena bertujuan supaya tepung dapat tercampur secara homogen. Selama proses pembuatanya dilakukan penambahan gula, garam dan vanili bertujuan untuk menambah cita rasa dan aroma dari selai yang dibuat.
d. Selai bunga rosella
Hasil percobaan pembuatan selai dari bunga rosella menunjukan bahwa selai yang telah dibuat mempunyai warna merah pekat, rasa manis keasaman dan struktur terasa pekat. Struktur selai yang cenderung lebih pekat disebabkan oleh tekstur dari bunga yang mempunyai serat yang cukup banyak sehingga pada saat diblender tidak bisa halus secara sempurna Pada proses pemblenderan dilakukan bersamaan tepung maizena bertujuan supaya tepung dapat tercampur secara homogen. Warna merah pekat pada selai rosella hampir sama dengan warna daun yang masih segar dan pada proses pembuatanya tidak dilakukan penambahan air jeruk nipis sehingga warnanya tidak berubah. Penambahan air jeruk nipis tidak dilakukan karena secara alami rasa dari bunga rosella sudah asam sehingga jika ditambah air jeruk rasanya semakin asam. Selama proses pembuatanya dilakukan penambahan gula, garam dan vanili bertujuan untuk menambah cita rasa dan aroma dari selai yang dibuat, serta untuk mengurangi rasa asam dari rasa alami bunga rosella.
A. Kesimpulan
1. Pembuatan teh dan selai baik dari bahan bunga sepatu maupun bunga rosella dapat dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana.
2. Kualitas, rasa dan tekstur dari teh dan selai yang telah dibuat sangat dipengaruhi oleh ketepatan dalam proses pembuatanya.
3. Teh dan selai yang terbuat dari bunga rosella rasanya lebih asam dibandingkan dari bunga sepatu.
4. Berbagai bahan tambahan seperti gula, vanili dan garam dapat ditambahkan dalam pembuatan selai bunga rosella untuk menambah citarasa dan aroma.
5. Teh dan selai yang dihasilkan dari bunga rosella lebih asam dibandingkan dengan yang berbahan dari bunga sepatu.
No comments:
Post a Comment